SUMEDANG, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengakui permasalahan terkait pembangunan Waduk Jatigede belum selesai 100 persen. Namun, dia berkomitmen untuk menyelesaikan semua masalah yang tertinggal.
"Ini komitmen dan perintah presiden, tidak ada niat pemerintah untuk menyengsarakan rakyatnya dan pembangunan waduk ini semata mata untuk kesejahteraan rakyat," tegas Basuki usai seremoni pengisian awal Waduk Jatigede yang ditandai penutupan pintu diversion tunnel atau saluran pengelak, Senin (31/8/2015).
Seremoni pengisian awal ini juga dihadiri Anggota Komisi V DPR RI Nusyirwan Soedjono, Minister Counsellor of Economic and Commercial of Embassy of People Republic of China in Indonesia Sun We De, sebagai pihak donor melalui pinjaman sejak tahun 2007, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Pelaksana Tugas Bupati Sumedang Eka Setiawan.
"Dengan dilakukannya pengisian awal ini menandai berakhirnya proses pembangunan Waduk Jatigede," lanjut Basuki.
Waduk Jatigede merupakan waduk ke-231 di Indonesia, dan satu-satunya di Sungai Cimanuk. Karena itu nantinya di sungai Cimanuk akan dibangun reservoir lainnya yaitu dua bendung Beureum Beunget dan Rengrang.
Sementara, penanganan dampak sosial kemasyarakatan telah dapat diselesaikan sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 1 Tahun 2015 sebagai payung hukum pembayaran berupa uang tunai untuk rumah pengganti dan uang santunan.
Proses pembayaran dilakukan oleh tim fasilitasi yang diketuai Asisten Pembangunan Pemerintah Kabupaten Sumedang yang dimulai sejak 26 Juni 2015 di tiga kecamatan yakni Jatigede, Jatinunggal, dan Wado. Pembayaran kemudian dilanjutkan di Kecamatan Darmaraja.