Penyaluran uang penggantinya sendiri, sebut Basuki, adalah dana lahan Rp 122 juta dan dana kerohiman Rp 29 juta. Untuk mekanisme penyalurannya, akan diberikan kepada 300-400 kepala keluarga (KK) per hari. Sebelumnya, dana lahan, dan kerohiman sudah dibayarkan kepada 5.600 KK dari total 10.924 KK.
Basuki menargetkan, dalam 20 hari ke depan, seluruh dana bisa tersalurkan. Di sisi lain, dia melihat sudah tidak ada masalah yang berarti. "Kalau ada masalah, mungkin hanya printilan saja dan sudah diantisipasi. Sekarang tinggal koordinasi antara pusat dan daerah saja," jelas Basuki.
Menurut catatan Basuki, Pemda dan Pemprov harus memindahkan 48 situs. Dari angka itu 33 situs sudah dipindahkan, sementara 15 lainnya belum dipindahkan. Dari 15 situs ini, 10 situs sudah siap dipindahkan, sedangkan 5 situs lainnya masih dipersiapkan. Sebelum dipindahkan, Pemda dan Pemprov harus menyediakan lahan yang biasanya dipakai untuk pemujaan dan lain-lain.
Sementara itu, sejak 1980, pemerintah sudah menggelontorkan anggaran yang tidak sedikit untuk merealisasikan waduk Jatigede. Proyek ini menghabiskan hampir 500 juta dollar AS atau tepatnya sekitar 490 juta juta dollar AS. Dana ini didapat dari Tiongkok dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berbentuk Rupiah murni.
"Sementara sisanya sekitar Rp 1 triliun-Rp 2 triliun untuk pembebasan lahan termasuk Rp 741 miliar yang saat ini sedang disalurkan. Kalau ditotal lebih dari Rp 7 triliun," sebut Basuki.