KOMPAS.com - Shenzhen menyalip Shanghai sebagai kota paling mahal di Tiongkok untuk rumah baru. Ini terjadi sejak Juli lalu, setelah harga rumah di kota ini mengalami lonjakan pada April 2015.
Harga rumah baru di Shenzhen tumbuh 7,84 persen pada Juli menjadi 33.698 yuan per meter persegi.
Selain peningkatan harga, Shenzhen juga menawarkan keuntungan tertinggi di antara sepuluh kota lainnya yang disurvei South China Morning Post (SCMP) dan China Real Estate Data Academy (Creda).
Menurut indeks SCMP-Creda, Shenzhen mendapatkan kembali mahkota sebagai pemuncak setelah terpuruk pada Maret 2014 lantaran cepatnya kota ini merespons kemerosotan bisnis, dan industri properti.
Menyusul Shenzhen adalah Beijing. Ibu kota Tiongkok ini tercatat berada di urutan kedua selama dua bulan berturut-turut.
Harga juga naik di sembilan kota lainnya, termasuk Guangzhou, Wuhan, Nanjing, Tianjin, Chongqing dan Hangzhou. Pertumbuhan harga paling lambat terjadi di Chengdu yakni hanya 0.01 persen.
Penjualan turun
Kendati harga rumah naik, namun kinerja penjualan justru menurun. Bahkan, penjualan gabungan 10 kota tercatat melorot drasstis 9,6 persen setelah empat bulan berturut-turut meningkat.
Beijing merupakan satu-satunya kota lapis pertama yang mengalami keuntungan dengan angka 26 persen, menjadi 1,3 juta meter persegi terjual. Sebaliknya, di Guangzhou, penjualan anjlok 19 persen dari bulan sebelumnya menjadi 1,09 juta meter persegi, sementara Shanghai mengalami 13 persen penurunan menjadi 1,3 juta meter persegi.
Penjualan di Shenzhen juga tergelincir untuk pertama kalinya sejak Februari, turun 9 persen menjadi 813.100 meter persegi. Empat dari enam kota lainnya dalam radar SCMP-Creda mengalami kemerosotan transaksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.