Penyaluran ini, lanjut Wahid, bisa dilihat dari 3 sisi, yaitu pemilihan sumber energi, penyediaan infrastruktur, dan pemanfaatan energi. Dari pemilihan sumber energi ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu aspek ekonomi dan keberlanjutan.
Energi gas bumi, menurut Wahid, tambah ekonomis dan keberlanjutan emisi redah dibanding energi fosil lainnya. Dari sisi infrastruktur, penyaluran energi yang cerdas, harus dikembangkan secara terintegrasi. Tidak hanya distribusi point to point atau semata melayani satu atau dua konsumen, tetapi harus bisa dirasakan oleh segmentasi lainnya yaitu industri, usaha kecil menengah, transportasi, dan pengguna rumah tangga.
Dari sisi pemanfaatan, tambah Wahid, sektor-sektor energi harus bernilai tambah yang tinggi, supaya manfaatnya bisa dirasakan untuk bangsa Indonesia. Ia juga mengatakan, PGN sendiri telah bertransformasi dengan ikut mendistribusi dan menjalankan mata rantai gas bumi. PGN melayani mulai dari produksi, pengaliran gas pipa, hingga pemeliharaan sistem gas bumi.
Penghargaan Kota Cerdas merupakan puncak rangkaian penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015 yang telah diluncurkan pada 24 Maret 2015 lalu. Acara ini terselenggara atas kerja sama Harian Kompas, PGN, dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Penyusunan IKCI 2015 dilatarbelakangi semakin banyaknya penduduk di perkotaan dan kompleksitas permasalahan kota.
Dalam proses penyusunan, IKCI melibatkan lebih dari 1.000 peneliti yang turun ke lapangan. Mereka meneliti apakah penggunaan teknologi dan informasi bisa mengurangi permasalahan yang terjadi di kota tersebut. Peneliti juga mengumpulkan data sejauh mana apresiasi masyarakat terhadap inovasi yang dilakukan wali kota.