Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2015, 10:24 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Usaha Milik Negara PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mendukung kota-kota di Indonesia menjadi kota yang cerdas. Menurut Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGN, Wahid Sutopo, besarnya peran pemerintah kota, berpengaruh terhadap pemanfaatan energi di kota tersebut.

"Cerdas itu, kombinasi dari pandai dan bijak. Kami lihat, acara ini sejalan dengan misi PGN untuk menyalurkan energi secara cerdas," ujar Wahid dalam acara Penganugerahan Kota Cerdas Indonesia 2015, di Hotel Sangri-La, Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Penyaluran ini, lanjut Wahid, bisa dilihat dari 3 sisi, yaitu pemilihan sumber energi, penyediaan infrastruktur, dan pemanfaatan energi. Dari pemilihan sumber energi ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu aspek ekonomi dan keberlanjutan.

Energi gas bumi, menurut Wahid, tambah ekonomis dan keberlanjutan emisi redah dibanding energi fosil lainnya. Dari sisi infrastruktur, penyaluran energi yang cerdas, harus dikembangkan secara terintegrasi. Tidak hanya distribusi point to point atau semata melayani satu atau dua konsumen, tetapi harus bisa dirasakan oleh segmentasi lainnya yaitu industri, usaha kecil menengah, transportasi, dan pengguna rumah tangga.

Dari sisi pemanfaatan, tambah Wahid, sektor-sektor energi harus bernilai tambah yang tinggi, supaya manfaatnya bisa dirasakan untuk bangsa Indonesia. Ia juga mengatakan, PGN sendiri telah bertransformasi dengan ikut mendistribusi dan menjalankan mata rantai gas bumi. PGN melayani mulai dari produksi, pengaliran gas pipa, hingga pemeliharaan sistem gas bumi.

Penghargaan Kota Cerdas merupakan puncak rangkaian penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015 yang telah diluncurkan pada 24 Maret 2015 lalu. Acara ini terselenggara atas kerja sama Harian Kompas, PGN, dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Penyusunan IKCI 2015 dilatarbelakangi semakin banyaknya penduduk di perkotaan dan kompleksitas permasalahan kota.

Dalam proses penyusunan, IKCI melibatkan lebih dari 1.000 peneliti yang turun ke lapangan. Mereka meneliti apakah penggunaan teknologi dan informasi bisa mengurangi permasalahan yang terjadi di kota tersebut. Peneliti juga mengumpulkan data sejauh mana apresiasi masyarakat terhadap inovasi yang dilakukan wali kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau