Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Indonesia, Program Rumah Murah di Kanada Pun Tersendat

Kompas.com - 02/07/2015, 13:15 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Tak hanya di Indonesia, Program Nasional Satu juta Rumah terancam gagal tercapai, di Kanada pun demikian. Bedanya, rumah murah di negara Amerika Utara ini mengalami kenaikan harga berlipat ganda.

Adalah Pemerintah Kota Hamilton dan Realtors Association dari Hamilton-Burlington (RAHB) yang melakukan inisiasi membantu lebih dari 300 keluarga untuk beralih ke hunian sendiri dari sebelumnya perumahan bersubsidi.

Sayangnya, inisiasi dalam bentuk Home Ownership Affordability Partnership (HOAP) atau kemitraan pemilikan rumah terjangkau RAHB ini tak berjalan mulus. Padahal HOAP membantu selusin keluarga antara 2004-2012 untuk membeli dan merenovasi rumah di pusat kota Hamilton.

Asosiasi ini menyatakan belum mampu menyelesaikan sebuah proyek baru karena kenaikan harga rumah sangat menyulitkan. 

"Tidak diragukan lagi, kenaikan harga rumah mengganjal program ini. Harga telah menciptakan tantangan nyata bagi orang-orang untuk bekerja demi perumahan sosial," kata CEO Realtors Association, Ross Godsoe.

HOAP mencocokkan keinginan klien dengan makelar dan bankir yang membantu mereka menemukan rumah berikut kredit pemilikannya. Program ini juga membiayai pembelian dan perbaikan yang diperlukan untuk periode enam minggu.

Keluarga yang menempati rumah subsidi dan sudah mampu memiliki rumah sendiri, akan dibebaskan untuk diisi lagi oleh penghuni lainnya.

Sejak 2012, HOAP berada di sela-sela perdebatan perumahan yang terjangkau sementara harga rumah di Hamilton terus meningkat. Hal tersebut tentu menyulitkan bagi HOAP untuk mencocokkan pendapatan keluarga yang berpenghasilan rendah.

Godsoe menjelaskan, ketika HOAP memulai program ini, setengah dari rumah yang dibeli kliennya di Hamilton Centre dijual seharga rata-rata 102.000 dollar AS (Rp 1,4 miliar). Harga rata-rata di bagian kota saat ini adalah 220.000 dollar AS (Rp 3 miliar).

Salah satu kekuatan pendorong kenaikan harga yang konstan adalah gelombang pengungsi perumahan dari Toronto. Mereka mencari rumah dengan harga yang sama di Hamilton.

"Banyak pembeli kami datang dari luar kota. Mereka membeli properti ini dalam sekejap," kata Godsoe.

Hamilton merupakan pendukung awal HOAP, tapi juru bicara departemen layanan masyarakat Aisling Higgins mengatakan perhatiannya telah bergeser ke Program Bantuan Uang Muka Pemilikan Rumah.

Dibiayai pada tahun 2008 dengan 1.400.000 dollar AS (Rp 18,7 miliar) dari anggaran pemerintah provinsi, program ini memberikan klien mendapatkan rumah dengan tenor kredit 20 tahun, tanpa bunga, dan uang muka rumah. Daerah sasaran pertama adalah Jamesville, Beasley, Keith, Gibson atau Stinson.

Harga rumah pada program ini tidak bisa lebih dari 275.000 dollar AS (Rp 3,6 miliar). Jika klien menjual properti sebelum 20 tahun, harus mengembalikan pinjaman dan sebagian dari ekuitas kepada pemerintah.

Mulai kurun 2008-2009, sebanyak 1,4 juta dollar AS  anggaran dibagikan untuk 195 penerima. Rinciannya, pinjaman senilai 580.000 dollar AS (Rp 7,8 miliar) untuk 31 penerima pada tahun 2010, 824.000 dollar AS (Rp 11 miliar) untuk 45 pendaftar pada 2011-2012 dan 415.000 dollar AS (Rp 5,5 miliar) tahun ini untuk 25 keluarga.

Harga naik

Kemudian, naiknya harga menciptakan kesulitan baru dengan membatasi jumlah rumah yang tersedia sesuai dengan anggaran program.

Situs pemerintah kota menunjukkan, ada 5.724 keluarga berpenghasilan rendah yang menunggu masuk dalam daftar bantuan sejak Maret 2015. Lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu yakni 5.476 keluarga. Mengingat sedikitnya kapasitas program, mereka bisa menunggu hingga empat tahun sebelum unit tersedia.

Sampai saat itu, mereka harus membayar sewa rata-rata dari 959 dollar AS per bulan untuk sebuah unit apartemen dengan dua kamar tidur.

Tom Cooper, dari Hamilton Roundtable untuk Penanggulangan Kemiskinan, mengatakan program seperti HOAP dan bantuan uang muka sangat membantu masalah perumahan murah dalam skala mikro. Namun, program ini tidak bisa menjadi strategi satu-satunya untuk mengatasi masalah perumahan nasional.

"Fakta bahwa kami telah membantu 300 keluarga memang baik, tetapi ada ribuan lainnya yang masih menderita. Apa yang kita butuhkan adalah mitra federal untuk memulai investasi di perumahan lagi. Kami belum melihat jenis investasi ini tersedia dalam satu dekade," tandas Cooper.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau