Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Gedung Tertinggi Milik Artha Graha Terus Berlanjut

Kompas.com - 22/06/2015, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Signature Tower Jakarta yang merupakan proyek bakal calon gedung tertinggi di Indonesia akan terus berlanjut seiring proses sidang Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Arsitektur dan Perkotaan atau TPAK yang memasuki tahap final.

Dengan demikian, proyek yang dirancang Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart and Associates Inc. (SRSSA), ini tidak dibatalkan sebagaimana rumor yang beredar di kalangan pecinta pencakar langit.

Managing Director Pandega Desain Weharima sebagai mitra lokal SRSSA, Prasetyoadi, memastikan hal tersebut kepada Kompas.com, di Jakarta, Ahad (21/6/2015).

"Sampai saat ini tidak dibatalkan, masih jalan terus proses perencanaannya. Sekarang sudah masuk tahap final sidang TPAK. Tinggal dua kali review  (kajian) lagi," ujar Prasetyoadi yang akrab disapa Tiyok.

Tiyok menjelaskan, kajian yang belum lolos penilaian adalah mengenai air tanah tambahan karena ada syarat recharge yang harus dipenuhi serta struktur tanah di lokasi pengembangan CBD Sudirman.

"Kajian tanah untuk mengetahui apakah tanahnya cukup porous (berpori sehingga mudah menyerap air secara langsung), atau perlu dibuat rekayasa khusus. Hal ini dibuat untuk mengurangi dampak luapan air hujan," buka Tiyok.

Sementara kajian mengenai arsitektur, aspek perencanaan kota, aksesibilitas pejalan kaki, sarana penyelamatan kebakaran, dan lalu lintas sudah dilewati.

Jika semua syarat terpenuhi dan izin proses perencanaannya diterbitkan, kata Tiyok, proyek akan dilanjutkan dengan piling test (uji tiang pancang) dan seremoni pelatakan batu pertama (ground breaking).

Tertunda

Masih menurut Tiyok, sejatinya proyek sebesar Signature Tower Jakarta, membutuhkan waktu panjang dalam proses perencanaan dan perizinannya. Terlebih nomenklatur berubah, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggabungkan Dinas Tata Ruang dan Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) jadi satu.

"Perubahan tersebut meembuat proses perencanaan dan perizinan menjadi lebih rumit, dan lama. Karena loket dijadikan satu, dipisahkan dengan dinas teknis terkait. Akibatnya pengambilan keputusan jadi lebih panjang," ungkap Tiyok.

Dia menambahkan, selain Signature Tower Jakarta, ada banyak proyek skala raksasa lainnya yang juga tertunda karena perubahan ini. Yang ditangani Pandega Desain Weharima saja ada 10 proyek tertunda.

"Mestinya dengan aturan dan penggabungan ini, proses perencanaan dan perizinan bisa langsung jadi dan transparan," tandas Tiyok.

Untuk diketahui, proyek Signature Tower Jakarta merupakan properti multifungsi yang dikembangkan PT Grahamas Adisentosa (Artha Graha Group). Ketinggiannya menjulang 638 meter dan mencakup 111 lantai. Di dalam bangunan ini, akan terdapat apartemen, perkantoran, hotel, dan juga pusat belanja.

Jika Signature Tower Jakarta terbangun, akan menempati posisi tertinggi ke-75 di dunia. Klasemen ini mengacu pada data terkini Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH), yang mencakup proyek masa depan, dalam perencanaan, tahap konstruksi, dan sudah terbangun alias beroperasi. 

Bakal gedung terjangkung di dunia nantinya ditempati oleh X-Seed 4000 di Tokyo, Jepang. Proyek multifungsi ini dirancang dengan ketinggian 4.000 meter dan berisi 800 lantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau