"Kami akan memulai pembangunan Signature Tower pada pertengahan 2014 mendatang. Sekitar Juli atau Agustus. Membangun gedung setinggi ini butuh persiapan matang, baik studi kelayakan, biaya, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), perizinan, maupun market. Studi kelayakannya sendiri memakan waktu satu tahun, belum lagi persiapan rancangan atau desain gedung yang harus ikonik," papar Wisnu.
Pernyataan Wisnu dan kondisi aktual di lapangan yang sudah mencapai tahap uji beban, sekaligus merupakan jawaban atas keraguan publik yang menyangsikan kemampuan kelompok bisnis milik Tommy Winata ini merealisasikan Signature Tower.
Pencakar langit yang mengangkasa setinggi 638 meter dan mencakup 111 lantai ini terdiri atas berbagai fungsi, mulai dari perhotelan, perkantoran, dan ruang ritel. Dalam kompleks pengembangan Signature Tower nantinya akan berdiri dua menara utama. Selain Signature Tower, menara lainnya dirancang setinggi 50 lantai. Menara kedua ini mencakup hotel dan perkantoran.
Untuk merealisasikan proyek multifungsi (mixed use project) ini Grahamas Adisentosa selaku anak usaha Artha Graha Group, harus merogoh kocek senilai 2 miliar dollar AS. Grahamas Adisentosa merupakan pengembang yang membangun supertall ini.
Menurut Direktur Pandega Desain Weharima (mitra lokal Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart and Associates Inc (SRSSA)), Tiyok Prasetyoadi, proyek ini masih dalam proses perizinan block plan yang memakan waktu sekitar 2 hingga 3 bulan. Setelah itu, sidang arsitektur di Tim Penasihat Arsitektur Kota (TPAK) selama 3 bulan dilanjutkan pematangan desain. Tiyok menargetkan konstruksi rampung 2017 atau paling lambat awal 2018.
Executive Director Council on Tall Buildings and Urban Habitat Antony Wood berpendapat secara teknis, demografis, dan politis, Signature Tower memiliki kemungkinan besar untuk dibangun. Dan Jakarta, potensial memiliki 1 hingga 3 supertall.
"Namun, sebelum membangun supertall, Jakarta seharusnya konsentrasi pada masalah mendasar yang sangat krusial yakni perbaikan dan penambahan insfrastruktur. Mengembangkan transportasi publik yang terintegrasi jauh lebih penting ketimbang pencakar langit," tandas Antony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.