Menurut Direktur PT Adiwisesa Mandiri Building Albertus Indra Sasmitra, kesadaran masyarakat dalam menggunakan mortar atau perekat, masih sangat kurang.
"Di Indonesia masih kecil kesadaran untuk memakai mortar. Untuk high rise memang sudah umum digunakan. Tapi kalau untuk residensial, sebagian besar masih konvensional," ujar Albertus kepada Kompas.com, di Kantor Pusat AM, Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Hingga saat ini, lanjut Albertus, konsumen senang memilih keramik, keran, atau toilet. Konsumen bahkan mau datang langsung ke toko. Namun, menempel benda-benda tersebut pada permukaan atau media tertentu, tidak pernah dipikirkan dan menyerahkannya pada tukang.
Sayangnya, seringkali para tukang mempertahankan metode konvensional, yaitu dengan cara mengayak pasir, baru kemudian dicampur dengan air. Metode seperti ini tidak efektif karena menghabiskan waktu dan tenaga.
Selain itu, metode ini juga tidak menjamin kualitas perekatnya kuat dan tahan lama, karena bisa saja campurannya kurang. Padahal, fungsi mortar yang baik harus memiliki jaminan mutu bagus, misalnya tidak membuat ubin meledak (popping).
Pemakaian mortar juga memungkinkan konsumen tidak perlu membongkar ubin seluruhnya, namun bisa langsung ditimpakan dengan ubin yang baru. Hal ini cukup disarankan, karena selain lebih bersih juga hemat waktu.
Mulai 2013, Adiwisesa menggagas cara pengedukasian baru yaitu menyediakan satu truk khusus bernama Truck Wacker. Melalui truk ini, konsumen atau tukang, bisa mendapatkan penjelasan langsung dari pegawai Adiwisesa.
Kegiatan ini merupakan rangkaian program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan melalui program "Ayo Membangun" di Jakarta.
"Sebelumnya kita rutin mengadakan workshop, kita yang mendatangi. Tahun ini diubah penyampaiannya, yaitu dengan menyediakan wadah untuk edukasi bagaimana membangun rumah yang baik," ujar National Sales & Marketing Manager Jenmie Srihartaty.
Jenmie menuturkan, perusahaan tengah mencanangkan 100 acara di 7 cabang AM untuk mengedukasi masyarakat. Mereka bekerja sama dengan para mitra yang punya visi serupa, yaitu pemasok bahan baku dari Jerman. Sudah sewajarnya konsumen menggunakan mortar sebagai perekat karena hemat waktu, lebih bersih, dan efisien.