Kendati luasnya dampak ikutan belum terukur dengan jelas, namun penurunan konsumsi baja, dan tembaga akan meningkatkan kekhawatiran dan mengganggu pertumbuhan permintaan tahun ini.
Bayangkan, harga rumah di negeri Tirai Bambu ini megalami penurunan rerata 6,1 persen per Maret 2015. Begitu pula dengan pertumbuhan investasi properti yang ikut melemah 8,5 persen. Penurunan ini merupakan yang terendah sejak 2009.
Anjloknya sektor properti ini jelas sangat berdampak pada permintaan baja, dan tembaga. Menurut catatan Asosiasi Baja dan Tembaga Tiongkok (CISA), konsumsi baja mentah melandai untuk pertama kalinya dalam tida dekade pada 2014. Hal ini terus berlanjut hingga menyentuh level 6,2 persen pada kuartal pertama 2015.Kemerosotan tak hanya terjadi pada segmen permintaan, segmen harga pun tak kurang naas. Menurut data Shanghai Futures Exchange harga baja jeblok 26 persen selama 12 bulan terakhir. Sementara harga tembaga, dalam patokan London Metal Exchange menciut 7 persen.Mencermati fenomena tersebut, para analis sepakat, pertumbuhan permintaan baja dan tembaga Tiongkok sangat terpengaruh oleh sektor properti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.