Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusul Indonesia, Vietnam dan Myanmar Dibanjiri Hotel Mewah

Kompas.com - 17/05/2015, 16:40 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Menyusul Indonesia, dua negara Asia Tenggara yakni Vietnam dan Myanmar, memperlihatkan kemajuan signifikan di sektor perhotelan yang menunjang industri pariwisata.

Menurut hasil riset TOPHOTELPROJECTS, penyedia data perhotelan dunia, jumlah hotel dalam konstruksi di kedua negara tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Tak tanggung-tanggung, merek mewah internasional pun memanfaatkan potensi Vietnam dan Myanmar yang memperlihatkan kinerja pertumbuhan ekonomi positif di atas lima persen.

Di Vietnam, per April 2015, terdapat 50 hotel baru dan resor mewah yang masuk dalam pipa pengembangan. Beberapa di antaranya adalah hotel mewah seperti Six Semses, The Ritz-Carlton, Dusit Thani, dan JW Marriott.

Dengan jumlah populasi 90,7 juta jiwa, Vietnam merupakan negara terpadat ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia, dan Filipina. Pertumbuhan ekonominya pun terkuat kedua dengan mencapai angka enam persen pada tahun lalu.

Kondisi ini menstimulasi para operator hotel berjaringan internasional, dan investor hotel memperluas bisnisnya di negara ini. Tercatat industri pariwisata tumbuh 10, 9 miliar dollar AS pada 2014 menjadi 12,7 miliar dollar AS pada 2015.

Departemen pariwisata pun mematok target kunjungan menjadi 8,4 juta tahun ini, lebih tinggi ketimbang pencapaian kunjungan pada tahun lalu yang masih sekitar 7,9 juta orang. Untuk mendukung target tersebut, pemerintah setempat menggenjot pembangunan infrastruktur menuju destinasi-destinasi wisata populer macam Phu Quoc Island.

Berikut daftar hotel internasional yang akan beroperasi di Vietnam; The Ritz Carlton Reserve Vinh Hoi Bay di Quy Nhon, sebanyak 100 kamar yang rencananya dibuka pada kuartal kedua 2016, Six Senses Latitude di Phu Quoc sebanyak 136 kamar yang barus aja dibuka, Dusit Thani Can Ranh Flowers Resort di Cam Rahn Bay dengan 439 kamar yang beroperasi pada akhir 2016, dan Four Seasons Cham Island Resor di Quang Nam, sebanyak 75 kamar.

Lonjakan permintaan

Selain Vietnam, Myanmar juga mengalami lonjakan permintaan dan konstruksi pembangunan hotel. Terdapat 14 hotel berbagai merek seperti Shangri-La, Dusit, Pullman, Hilton, dan Best Western dalam pipa pengembangan.

Dua tahun lalu, portofolio hotel sekitar 787-923 unit dengan 34.834 kamar. Sebagian besar terkonsentrasi di Yangon (232 hotel dengan 10.175 kamar) diikuti oleh Mandalay (104 hotel), Bagan (77 hotel) dan Nay Pyi Taw (50 hotel) dan Taunggyi/Inke Lake (70 hotel).

Kementerian Pariwisata Vietnam baru-baru ini menghitung jumlah hotel di Myanmar akan sebanyak 1.000 unit dengan sekitar 10.000 kamar baru.

Ada pun kota paling populer masih ditempati Yangon. kota ini mencatat tingkat hunian hotel mewah sebesar 80 persen pada 2013. Melonjak tajam ketimbang pencapaian 2009 yang hanya 46 persen. Tarif hotel juga melonjak 300 persen dari rerata 40 dollar AS per malam, menjadi 157 dollar AS per malam.

Hotel terbesar adalah Sule Shangi-La dengan 484 kamar serta hotel Sedona (450 kamar), disusul Park Royal (359 kamar), Chatrium (315 kamar), Summit Parkview (250 kamar), Inya Lake (239 kamar) dan Golden Hill (212 kamar).

Pesatnya pembangunan perhotelan di Myanmar tak lepas dari pertumbuhan ekonomi yang bertengger di angka 7 persen. Kenaikan serupa diharapkan akan terjadi tahun ini dan tahun depan. Hal ini dimungkinkan karena semakin banyak manufaktur yang direlokasi dari Tiongkok dan Vietnam ke Kamboja.

Dengan pertumbuhan arus pengunjung sekitar 17,5 persen hingga 4,2 juta tamu asing, industri pariwisata menghidupkan kembali permintaan perhotelan. Menurut TOPHOTELPROJECTS, terdapat tujuh hotel mewah baru termasuk Rosewood, Okura, Shangri-La, yang sedang dibangun di Kamboja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com