KOMPAS.com - Otoritas Moneter Singapura atau The Monetary Authority of Singapore (MAS) telah memperingatkan tentang risiko potensi kelebihan pasokan properti di luar negeri.
Menteri Kebudayaan, Masyarakat dan Pemuda Lawrence Wong mengatakan hal tersebut di Parlemen Singapura, Senin (11/5/2015) saat menanggapi pertanyaan oleh MP Lee Bee Wah pada berapa banyak orang Singapura yang memiliki properti perorangan di kawasan Iskandar Malaysia.
Wong berbicara atas nama Wakil Perdana Menteri Tharman Shanmugaratnam, yang juga Ketua MAS. Wong mengatakan, jika ada kelebihan pasokan properti, investasi dapat kehilangan nilainya. Dengan begitu, pemilik akan sulit untuk menemukan penyewa. Hal ini tertuang dalam laporan di Iskandar dan Johor yang menyoroti betapa agresifnya pengumpulan bank tanah oleh pengembang.
"Memang ada kekhawatiran nyata tentang kelebihan pasokan masa depan di pasar properti dan karenanya akan ada potensi penurunan nilai rumah," kata Wong.
Berdasarkan data dari pusat informasi properti nasional Malaysia, ada sekitar 336.000 unit hunian baru di Iskandar, angka ini melebihi jumlah total rumah-rumah pribadi yang ada di Singapura. Mengingat indikasi tersebut, Wong mengatakan pembeli harus lebih berhati-hati.
Dia mengatakan, tidak semua pembeli Singapura menyadari risiko pada pembelian properti luar negeri, sehingga MAS dan Dewan Agen Estate atau the Council for Estate Agents (CEA) akan terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran tentang hal ini.
Untuk itu, CEA telah mengeluarkan pedoman tentang investasi seperti apa yang harus dilihat pada pembelian properti di luar negeri. Pedoman ini juga menjelaskan tentang aturan atau pembatasan pembelian properti asing, kepemilikan, hutang dan penyelesaian sengketa pajak yang terjadi di pasar luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.