Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Dua Petinggi Raksasa Properti Mundur

Kompas.com - 11/05/2015, 11:37 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hengkangnya para petinggi dan pemuncak perusahaan properti raksasa di Tiongkok, ternyata terjadi juga di Indonesia. Bedanya, mereka mundur bukan karena sektor properti sedang anjlok, melainkan alasan integritas, dan tantangan baru.

Indra Wijaya, mantan Wakil Direktur Utama II PT Agung Podomoro Land Tbk., (APLN) mengungkapkan, pengunduran dirinya dari APLN karena ada janji yang tidak ditepati. Sebagai perusahaan terbuka, kata Indra, APLN harus memegang komitmen menepati janji.

"Begitulah di sana. Dan seharusnya sebagai perusahaan terbuka, ya harus menjunjung keterbukaan. Namanya juga Tbk kan?," tandas Indra kepada Kompas.com, Senin (11/5/2015).

Indra resmi cabut setelah melayangkan surat pengunduran diri pada 1 Desember 2014 lalu. APLN yang tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) selama 60 hari sejak surat pengunduran diri tersebut kemudian menggeser posisi Indra.

Sehingga per 31 Januari 2015, susunan direksi APLN menjadi Direktur Utama dijabat Trihatma Kusuma Haliman, Wakil Direktur Utama ditempati Ariesman Widjaja, dan lima direktur lainnya masing-masing Cesar M Dela Crus, Noer Indrajaja, Bambang Setiobudi Madjan, Miarni Ang, dan Paul Christian Ariyanto.

Sementara Johannes Mardjuki, pamit dari PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), karena mendapat penawaran yang lebih baik, sekaligus tantangan baru.

Johannes mundur setelah mendedikasikan keahlian di SMRA sejak 23 Juni 2006 hingga 1 Februari 2015. Selama dia memegang posisi puncak sebagai Direktur Utama SMRA, berbagai prestasi telah ditorehkannya. Termasuk membawa SMRA menjadi perusahaan pengembang yang disegani dengan kinerja penjualan selalu di atas Rp 3 triliun.

"Saya sekarang sedang bersafari di Tiongkok, ketemu dengan calon-calon buyer untuk kawasan industri yang kami kembangkan di Gresik," buka Johannes.

Sejak meninggalkan posisi puncak di SMRA, Johannes kemudian berpaling kepada AKR Group. Ini merupakan imperium bisnis yang awalnya berbasis bahan dasar kimia, dan migas. Dalam perkembangannya kemudian, AKR Group pun kemudian merambah berbagai sektor, termasuk jasa logistik, dan infrastruktur.

Di sektor infrastruktur, AKR Group tengah mengembangkan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE). Proyek seluas 2.200 hektar ini mengintegrasikan pelabuhan laut dalam, kawasan industri, dan kawasan hunian.

AKR Group mengembangkan JIIPE bersama dengan PT Pelindo III melalui pembentukan perusahaan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera. JIIPE berlokasi di Gresik, atau 24 km dari Surabaya, Jawa Timur.

Pelabuhan laut dalam di JIIPE akan memiliki draft -16 m, sehingga dapat menangani kapal-kapal berukuran besar. Selain itu, juga akan dibangun break water alami untuk mendukung proses bongkar muat yang aman.

Sementara Indra saat ini tengah asyik merintis bisnis properti sendiri dengan mempersiapkan proyek superblok di dua kawasan, Bekasi (Jawa Barat), dan Grogol (Jakarta Barat). Kedua proyek ini masih dalam tahap desain.

"Segera mungkin akan kami rilis untuk publik Jakarta. Mohon doanya," tutup Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com