Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Properti Anjlok, Eksekutif Senior Pilih Hengkang

Kompas.com - 11/05/2015, 07:45 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Kepergian beberapa eksekutif senior yang paling menonjol dari industri properti di Tiongkok seiring anjloknya siklus bisnis ini semakin mengkhawatirkan. Kendati tanda-tanda pemulihan pasar sudah mulai terlihat akibat dukungan kebijakan pemerintah, namun tak sanggup mencegah para penggawa properti itu untuk mengundurkan diri.

Media setempat melaporkan, salah satu petinggi raksasa properti Tiongkok Shimao Property Holdings, Cai Xuemei, telah mengundurkan diri dan secara resmi akan meninggalkan kursi wakil presiden pemasaran dan penjualan pengembang papan tengah yang telah dijabatnya sejak 2011 lalu.

Xueimei hengkang pekan lalu. Dia adalah eksekutif baru yang menambah panjang daftar hengkangnya petinggi-petinggi akibat anjloknya bisnis properti di Tiongkok.

Tren tersebut telah menjadi bahan pembicaraan panas dalam pertemuan industri properti setelah Mao Daqing, mantan wakil presiden senior dari China Vanke, meninggalkan perusahaan konstruksi terbesar negara itu pada bulan Maret untuk memulai usaha sendiri. 

Demikian halnya dengan Xiao Li, mantan wakil presiden senior, juga meninggalkan perusahaan menjelang akhir tahun lalu untuk bergabung dengan perusahaan startup di bidang internet properti.

"Vanke akan menghadapi beberapa tantangan dalam memelihara pemimpin generasi baru. Tapi kepala eksekutif Yu Liang masih ada," kata Carol Wu, kepala penelitian di DBS Vickers.

Tak lagi dibutuhkan

Meskipun pasar di Shenzhen, Beijing dan Shanghai pulih setelah pemerintah pusat memotong pajak, suku bunga dan memompa likuiditas dengan triliunan yuan, namun kekhawatiran kelebihan pasokan, khususnya di sektor perumahan kian menjadi. Sektor perumahan di Tiongkok, sejatinya mampu menyerap 15 persen dari pekerjaan di kota-kota Tiongkok. 

Butuh lima tahun bagi negeri ini untuk menghabiskan stok perumahan, sekaligus mengurangi headcounts para pengembang, kontraktor, pemasaran, dan penjualan. Oleh karena itu, banyak pengembang yang mulai menyusun strategi baru dengan memangkas tenaga-tenaga kerja yang tidak mau maju. 

Alhasil, banyak profesional baru yang masuk dengan keahlian dan pengalaman kekinian alias melek teknologi, informasi, internet, dan keuangan. Profesional yang tak memiliki keahlian ini, jangan harap mendapat tempat.

"Manajer proyek tradisional tidak lagi dibutuhkan. Pengembang berusaha untuk merekrut manajer senior yang memiliki latar belakang keuangan atau pengalaman di dunia internet," kata pemburu profesional Carrie Ren.

Pendanaan adalah kelangsungan hidup bagi pengembang sementara internet dengan cepat menjadi platform untuk memasarkan proyek-proyek mereka dan bahkan menyediakan masa depan bagi restrukturisasi mereka ke bisnis baru.

Prestasi Xuemei sendiri sebanyak lebih dari dua kali lipat pendapatan tahunan penjualan Shimao dengan nilai 70 miliar yuan. Namun, karena pertumbuhan di industri sekarang diperkirakan melambat setelah ekspansi berbahaya yang Shimao lakukan dalam satu dekade terakhir, mendorong mereka memangkas kembali rencana konstruksi.

Selain itu, banyak pengembang mengoreksi target penjualan mereka menjadi satu digit, dari sebelumnya 20 persen hingga 30 persen.

Ada pun kepergian para eksekutif senior tersebut, semakin memicu spekulasi bahwa profesional proeprti akan mencari peluang yang lebih baik di tempat lain atau mengejar impian membuka perusahaan mereka sendiri dalam merespons ledakan internet yang sangat dianjurkan oleh pemerintah Tiongkok.

Namun begitu, industri properti masih dianggap sebagai pendorong penting pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Dan pembuat kebijakan harus menggelar langkah-langkah baru untuk mempertahankan bisnis ini agar tetap menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com