Dalam penjelasannya, Emil menuturkan, telah menyiapkan solusi pembangunan Bandung, dari segi tata ruang dan teknis. Menurut Emil, beban Bandung mirip dengan Jakarta. Ada tambahan satu juta pekerja tiap pagi yang berasal dari kabupaten di luar Kota Bandung, serta enam juta turis per tahun.
"Kalau tidak ada percepatan infrastruktur, hanya mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kota geraknya susah. Jadi saya datang ke sini mau meminta dukungan itu. Bahwa solusi ada, studi ada, inovasi ada, tetapi uangnya tidak ada," ujar Emil usai menemui Menteri Basuki di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Senin (6/4/2015).
Lebih jauh Emil menjelaskan, ingin membangun komunikasi yang lebih strategis kepada pemerintah pusat. Karena Bandung masuk ke dalam kawasan strategis nasional, sehingga "punya hak" untuk meminta lebih kepada pemerintah pusat.
"Kami sering banjir karena tanggul-tanggulnya sudah tua hasil pembangunan zaman Belanda. Beban hujannya tinggi, sehingga bila hujan besar lima titik jebol. Sementara jumlah sungai ada 40," kata Emil.
Selain itu, ia juga berencana untuk pembukaan jalan tol, underpass untuk jembatan penyebrangan, dan pembangunan rumah susun.
Bandung Teknopolis
Untuk negara besar, ketiadaan kota berbasis inovasi menandakan Indonesai sudah tertinggal. Tiongkok memiliki 15 kota berbasis inovasi, Malaysia punya Cyber Jaya, sementara Singapura punya dua titik kota berbasis teknologi yang turut dirancang oleh Ridwan Kamil.
Emil menyayangkan, Indonesia tidak punya kota yang maju seperti halnya di negara lain. Akibatnya, Indonesia hanya menjadi bangsa pengonsumsi saja.
"Mumpung ada lahan tersisa di Kota Bandung, kita buat menjadi kota berbasis inovasi. Supaya Bandung dan Indonesia memiliki daya saing," tekan Emil.
Menurut Emil, komposisi Bandung Teknopolis adalah 40 persen untuk perkantoran, sisanya untuk ruang terbuka hijau dan perumahan. Awalnya, kawasan ini akan dibangun perumahan saja. Akibatnya tidak memberi nilai tanah. Akhirnya, orang Bandung cari kerja di jakarta.
"Adanya Bandung Teknopolis bisa membangun 400.000 lapangan kerja diciptakan. Sehingga orang bisa tinggal, kerja di situ, dan berekreasi di situ," jelas Emil.
Ia menambahkan, Presiden Joko Widodo juga berencana membangun high speed train atau kereta super cepat dari Jakarta ke Bandung, dan sebaliknya. Kereta ini memungkinkan jarak tempuh Jakarta-Bandung hanya 30 menit. Di Bandung, stasiunnya akan terletak di kawasan Gedebage. Dengan begitu, Emil berharap penduduk yang tinggal Teknopolis bisa bekerja di Jakarta.
Pembangunan Bandung Teknopolis berada di lahan seluas 800 hektar dengan total investasi mencapai Rp 20 triliun. Dua pertiga lahannya, dimiliki oleh swasta, yaitu PT Summarecon Agung Tbk, PT Multidaya Kharisma, PT Batununggal Indah, dan Provident Development.