Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Gengsi Jadi "International City", Jakarta Banjir Hotel Merek Premium

Kompas.com - 02/03/2015, 11:18 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

"Tamu-tamu kami sebagian besar merupakan pebisnis di sektor perbankan dan jasa keuangan. Baik asing maupun lokal. Ini tak lepas dari lokasinya yang berada di distrik bisnis Jakarta," ujar Marlene, Sabtu (28/2/2015).

Tingkat hunian JW Marriott Jakarta per Januari 2015, kata Marlene, memang sedikit menurun, menjadi rerata 65 persen. Namun, setiap Januari pasti sepi karena masih banyak pebisnis yang belum aktif bekerja pasca liburan akhir tahun.

"Menimbang kondisi tersebut mencapai 65 persen saja sudah merupakan prestasi istimewa di saat low seasons seperti itu," ungkap Marlene.

Sementara profil tamu Fairmont Jakarta, cukup bervariasi. Menurut Direktur Marketing Komunikasi Fairmont Jakarta, Felicia Setiawan, tamu asing dan lokal cukup seimbang. Tamu asing umumnya tinggal dalam jangka waktu yang panjang (long stay).

"Tingkat okupansi memang belum tinggi karena baru sebulan beroperasi. Profil tamu bervariasi cukup seimbang antara tamu asing dan lokal. Tamu asing atau ekspatriat umumnya long stay. Sementara tamu-tamu acara meeting, incentives, conventions, and exhibition (MICE) cukup banyak yang lokal," papar Felicia, Sabtu (28/2/2015).

Di samping itu, lanjut dia, ada juga tamu Fairmont Jakarta yang merupakan business travelers baik dari luar kota maupun luar negeri. "Tapi kalau saat akhir pekan (weekend) lebih didominasi lokal untuk keperlua leisure," tandas Felicia.

Ketat

Kehadiran merek-merek internasional mewah baru, memaksa kompetisi hotel mewah di Jakarta semakin ketat. Meski demikian, para pengelola tak khawatir. Pasalnya ada tamu-tamu baru dengan jumlah cukup signifikan akan berbonrong-bondong ke Jakarta.

Marlene menganalisa, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada pada angka positif sekitar 5 persen dan percepatan pembangunan infrastruktur, memicu masuknya investasi asing di berbagai sektor industri.

"Hal tersebut berdampak pada tren dan gaya hidup yang disertai spending power. Sejalan dengan ekspektasi pelancong bisnis yang meningkat di seluruh dunia. Terutama dari Tiongkok, Jepang, Taiwan, negara-negara Asia Tenggara, dan Eropa Barat, serta Amerika Serikat," tutur Marlene.

Selain itu, tambah Marlene, pencanangan target 20 juta wisatawan hingga 2019 merupakan potensi untuk bisnis akomodasi. Ada pangsa khusus baik dari tamu mancanegara maupun lokal yang menghendaki pengalaman dengan standard pelayanan yang diberikan oleh hotel berbintang.

"Untuk itu, kami tdiak takut bersaing. Tetap menerapkan kultur dan ciri khas pelayanan yang kami berikan kepada tamu yang menghendaki standard pelayanan yang sama dari semua hotel yang ada di jaringan JW Marriott," sebut Marlene.

Sementara Felicia menjelaskan, setiap hotel bintang lima pasti memiliki keunikannya masing-masing. Fairmont Jakarta memiliki lokasi yang strategis dan berada di dalam area Senayan Square.

"Untuk kenyamanan tamu, kami sediakan underground passageway yang menghubungkan hotel dengan Plaza Senayan," imbuh Felicia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau