Menurut riset JLL Indonesia, dari sejumlah total 15.300 kamar hotel baru yang masuk pasar Bali dalam tiga tahun ke depan, 17 persen di antaranya merupakan hotel dengan klasifikasi mewah. Ini artinya ada 2.601 kamar hotel mewah baru.
Sementara komposisi terbesar masih didominasi hotel kelas menengah yakni sebesar 41 persen, kelas ekonomi 21 persen dan kelas atas 16 persen.
Bertambahnya hotel kelas mewah di Bali didorong oleh kenaikan tingkat hunian. Per November 2014, tingkat hunian hotel kelas mewah tumbuh sebesar lima persen dari tahun 2013, atau paling tinggi dibanding kelas hotel lainnya.
Sementara tarif rerata harian (average daily rate)menurun 10 persen, menjadi sebesar 445,45 dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 5,5 juta per malam. Hal ini disebabkan bertambahnya sejumlah kamar hotel baru yang masuk pasar pada tahun 2014.
Menariknya bisnis perhotelan mewah di Bali, menurut JLL, karena kunjungan internasional terus meningkat. Tahun lalu tercatat tumbuh 15 persen lebih tinggi dibanding tahun 2013 menjadi 3,9 juta. Demikian halnya dengan kunjungan domestik yang mencapai melonjak 12 persen menjadi 4,56 juta.
Turis Australia masih menempati posisi utama kontributor kunjungan internasional ke Bali dengan komposisi 22,5 persen. Diikuti pelancong Tiongkok 12 persen.
Kebijakan bebas visa bagi turis beberapa negara macam Australia, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan rusia pada 2015 ini diyakini semakin menambah kunjungan internasional. Menyusul pertumbuhan kunjungan asal negara ASEAN, Hongkong, Macau, Chili, Ekuador, Peru, dan Maroko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.