Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Superman Is Dead", ForBALI dan Penolakan Terhadap Reklamasi

Kompas.com - 01/03/2015, 21:23 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Kepedulian Jerinx dan SID terhadap keberlanjutan dan kelestarian lingkungan terjadi secara organik. SID dekat dengan dunia aktivisme tentang lingkungan hidup sejak awal kelompok musik tersebut terbentuk pada tahun 1995.

"Saya lebih sering bergaul dengan aktivis ketimbang anak gaul. Hahaha. Kedekatan dengan pelaku dunia aktivisme memberi saya banyak inspirasi tentang bagaimana caranya memanfaat 'ketenaran' untuk kepentingan yang lebih besar bagi alam dan kemanusiaan. Dan karena hal itulah di SID saya bertugas sebagai perancang gerakan sosial kami," beber Jerinx.

Kendati rencana pembangunan Teluk Benoa akan tetap dilanjutkan, namun SID berharap itu dibatalkan. Pasalnya, hingga saat ini rencana tersebut masih menjadi polemik di tingkat DPRD Bali. "Masih 50:50, mereka belum satu suara," sebut Jerinx.

Untuk itu, SID bersama elemen lainnya yang tergabung dalam ForBALI, akan terus bergerak dan mengampanyekan penolakan rencana reklamasi tersebut. Meski tak ingin mengungkapkan rencana selanjutnya, SID akan terus berjuang demi kepentingan alam, Bali Selatan, dan lebih luas lagi, kemanusiaan.

Sebelumnya diberitakan, perusahaan pengembang properti PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) tetap melanjutkan proyek revitalisasi kawasan Teluk Benoa, Bali. Proyek tersebut tetap dilaksanakan kendati hingga saat ini masih terjadi kontroversi.

"Namun demikian, belum ada pekerjaan reklamasi, sampai sekarang belum dilakukan karena masih mengurus izin analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Kami memastikan proyek ini masih tetap berjalan meskipun ada pro dan kontra di kalangan masyarakat," kata Komisaris PT TWBI, Leemarvin Lieano, usai Konferensi Nasional ke-9 Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Laut dan Pulau-Pulau Kecil Menuju Tata Kelola Laut yang Berkelanjutan, Kamis (20/11/2014).

Dari total sekitar 700 hektar kawasan perairan Teluk Benoa, rencananya hanya 400 hektar yang dikembangkan. Sedangkan 300 hektar sisanya khusus untuk kawasan hijau.

Ada pun rencana revitalisasi yang akan dilakukan TWBI meliputi pengerukan laut hingga kedalaman sekitar 2,5 meter di bawah permukaan laut. Tanah hasil pengerukan itu nantinya akan digunakan untuk membentuk beberapa pulau buatan yang di atasnya dibangun berbagai fasilitas.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau