Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Maret, Uang Muka KPR Cukup Satu Persen!

Kompas.com - 28/02/2015, 08:45 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program khusus Kredit Kepemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR-FLPP) dengan uang muka 1 persen secara resmi akan diluncurkan oleh PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BTN) pada 1 Maret 2015.

Kendati program ini ditujukan khusus bagi pemohon rusunami perkotaan, namun tak ayal tetap disambut antusias. Hal ini dimaksudkan sebagai dukungan kepada program pemerintah yang mendorong perumahan vertikal.

Selain itu, program ini diharapkan dapat membantu MBR yang terkendala dalam menyiapkan uang muka untuk pembelian rumah melalui fasilitas kredit perbankan.

Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) REI, Eddy Hussy, mengatakan program uang muka 1 persen untuk KPR-FLPP merupakan kabar baik, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pasalnya, dasar permasalahan MBR dalam melakukan pembelian hunian terletak pada tingginya harga uang muka.

“Itu suatu kabar baik. Memang masalah MBR untuk membeli rumah adalah uang muka karena mereka juga tidak punya cukup tabungan untuk membayarnya. Program KPR-FLPP dengan uang muka 1 persen dilakukan oleh BTN, itu suatu terobosan yang cukup berani. Ini mengindikasikan BTN merupakan bank yang betul-betul ingin penyediaan rumah bagi MBR terwujud,” ujar Eddy, kepada Kompas.com, Jumat (28/02/2015).

Meski begitu, Eddy tak berharap pembayaran uang muka terus dikurangi ataupun dihilangkan. Pembayaran uang muka itu tetap perlu mengingat hal tersebut merupakan tanggung jawab terhadap properti yang dibeli oleh konsumen.

“Bayar uang muka itu sedikit banyak perlu karena sebagai tanggung jawab untuk properti yang mereka beli. Jadi walaupun menurunkan uang muka menjadi 1 persen, BTN masih melihat ada sedikit tanggung jawab yang harus dibebankan kepada pembeli. Tidak sama sekali nol,” lanjut Eddy.

Eddy juga menyarankan, dorongan uang muka 1 persen dalam KPR FLPP bukan hanya diperuntukkan untuk rumah susun milik (rusunami), namun juga pada perumahan tapak (landed house). Hal ini lantaran dalam program satu juta rumah yang sedang digalakkan pemerintah, pemberian uang muka rumah tapak yang rendah juga diperlukan.

“BTN menyasar pada rusunami mungkin karena ingin mendorong pengembang dalam pembangunan hunian vertikal dengan diberi sedikit insentif dan juga dorongan. Tetapi saya pikir BTN juga harus coba memberi uang muka yang cukup rendah untuk rumah tapak, bisa saja 5 persen atau lebih besar sedikit dari rusunami, yaitu 2 persen. Kita kan sekarang sedang dalam program satu juta rumah milik pemerintah,” tambah Eddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau