Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benahi Jakarta yang "Superkompleks", Akademisi Harus Dilibatkan

Kompas.com - 16/02/2015, 07:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penduduk di Jakarta kian bertambah, baik penghuni tetap maupun pendatang. Penambahan penduduk ini mengakibatkan ibukota menjadi superkompleks dengan sejumlah masalah yang menyertainya.

Ketua Kehormatan Resalestat Indonesia (REI) Lukman Purnomosidi menyebutkan, selain kemacetan yang semakin parah dan tinggi air laut yang naik, beberapa hari terakhir Jakarta diguyur hujan lebat. Untuk membenahinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mengumpulkan para akademisi.

"Saya melihat, harus dikerahkan banyak ilmu. Pendekatan dengan multidisplin dan secara menyeluruh," ujar Lukman kepada Kompas.com, di Jakarta, Sabtu (14/2/2015).

Lukman menuturkan, salah satu masalah terbesar akibat pertambahan populasi dan urbanisasi adalah tingginya kebutuhan rumah. Dengan demikian, pengembang perlu menyediakan rumah bagi mereka.

Namun, di saat yang sama, Jakarta juga "langganan" banjir. Lukman pun menganggap membangun rumah tanpa perhitungan dan studi khusus, malah menimbulkan bencana baru.

"Pendekatan ini sudah saatnya melibatkan stakeholder yang lebih komperehensif. Asosiasi (REI) banyak orang pinter. Mereka ikut menentukan arah pembangunan Jakarta," jelas Lukman.

Dia melanjutkan, untuk mengatasi banjir, solusinya kurang tepat jika menghentikan pembangunan properti khususnya hunian secara keseluruhan. Apalagi, rumah masih merupakan kebutuhan utama. Selain perumahan, masyarakat juga membutuhkan pusat-pusat perbelanjaan.

Lukman pun menyarankan pemerintah melakukan pemerataan pembangunan supaya tidak terpusat di tengah kota saja.

"Pertumbuhan kawasan ekonomi baru atau CBD (Central Business District) di pusat kota sampai Jakarta Utara bisa 10 persen hingga 22 persen. Sementara di timur masih 8 persen sampai 9 persen. Pemerataannya bagaimana?," sebut dia.

Sementara itu, Ketua DPP REI Eddy Hussy, mengatakan, pemerintah perlu melakukan koordinasi secara rutin dengan pihak-pihak terkait untuk membangun Jakarta menjadi lebih baik. Pemerintah jangan hanya memanggil pihak-pihak tertentu saat ada masalah seperti yang belakangan terjadi, yaitu banjir.

"Koordinasi perlu ditingkatkan, yang penting harus rutin," tegas Eddy.

Adapun menurut Ketua DPD REI DKI Jakarta, Amran Nukman, banyak stakeholder yang bisa dilibatkan dalam mengatasi permasalahan terkait pembangunan di Jakarta. Dia menyayangkan sikap pemerintah provinsi yang terkesan tertutup dan hanya memutuskan kebijakan secara sepihak.

"Pelaku pembangunannya bukan mereka (pemerintah). Selayaknya stakeholder itu diajak. Sekarang kan banyak yang kompeten, misalnya ikatan arsitek, masyarakat transportasi, dan ahli planologi. Baiknya duduk bersama dengar pendapat," tandas Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Hotel
Gebrakan Ara di Sektor Perumahan, Gratiskan BPHTB Dua Minggu Lagi

Gebrakan Ara di Sektor Perumahan, Gratiskan BPHTB Dua Minggu Lagi

Berita
Wisma Atlet Kemayoran Disulap Mirip Rusun Pasar Rumput, Renovasi Kelar Maret 2025

Wisma Atlet Kemayoran Disulap Mirip Rusun Pasar Rumput, Renovasi Kelar Maret 2025

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau