Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Mau Maju, Bangun "One City One Factory"!

Kompas.com - 12/02/2015, 16:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO PT Jababeka Tbk., SD Darmono, mengatakan, Indonesia bisa maju pesat dengan perekonomian yang tumbuh merata di semua kota melalui penerapan konsep "one city one factory".

Jika konsep ini berjalan, kata Darmono, bisa dipastikan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja. Pada gilirannya perekonomian bergerak dinamis, dan pendapatan masyarakat pun meningkat.

"Kami sudah membuktikan di Kota Jababeka. Terdapat 1.650 perusahaan yang beroperasi.  Perusahaan-perusahaan ini mempekerjakan ribuan karyawan. Nah, ribuan karyawan ini tentunya membutuhkan hunian sebagai tempat tinggal, pusat belanja, pasar untuk kebutuhan sehari-hari, dan komersial lainnya," papar Darmono kepada Kompas.com, di sela-sela CEO Gathering: ‘Indonesia Economic Perspective, Infrastructure and Manufacture, Investment Opportunities, and Challenges For The Next Years", di Jakarta, Kamis (12/2/2015).

Menurut Darmono, implikasi pengembangan "satu kota satu kawasan industri" tersebut luar biasa besar. Kota-kota bisa menjadi mandiri dan berkelanjutan dengan kualitas hidup, dan kehidupan yang lebih baik.

Jababeka sendiri tengah berupaya mencari mitra strategis untuk mendanai pengembangan 100 kawasan industri atau 100 pengembangan kota baru di seluruh Indonesia. Darmono menuturkan, dari seratus rencana pengembangan kawasan industri atau kota baru, empat di antaranya sedang dalam proses konstruksi.

Keempat kawasan industri atau kota baru tersebut adalah Kawasan Industri Cilegon seluas 1.000 hektar, Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, Kawasan Industri Kendal seluas 2.700 hektar, Kawasan Ekonomi Khusus Morotai.

Sementara 96 lainnya direncanakan tersebar merata di seluruh Indonesia, mulai dari Banda Aceh di Sumatera, hingga Sorong dan Kalimana di Papua.

"Ada pun kota-kota lainnya yang kami nilai sangat potensial untuk segera dikembangkan adalah Bengkulu, Majalengka, Gresik, Cirebon, Demak, dan Madura. Namun, karena lahan kosong kota-kota tersebut terbatas, pengembangan pun tidak bisa lebih luas lagi. Paling banter 1.000-2.000 hektar," tandas Darmono.

Sementara kebutuhan lahan untuk pengembangan kawasan industri atau kota baru minimal 10.000 hektar. Luasnya lahan ini dimaksudkan agar pengembangan kota menjadi lebih fleksibel dan dinamis, baik dirancang sebagai peruntukan hunian, industri, perhotelan, bisnis, maupun perkantoran.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau