Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Uzur, Tempat Ibadah Ini Tetap Difavoriti Jemaah

Kompas.com - 05/02/2015, 14:06 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masjid Hidayatullah berdiri sejak 1747. Diperkirakan, masjid ini dibangun oleh penduduk sekitar Jalan Karet Depan, Jakarta Selatan, yang kala itu didominasi oleh ras Tiongkok dan Betawi. Usianya, kini menginjak 268 tahun.

Berdiri di antara gedung-gedung mewah, masjid ini tetap mempertahankan arsitektur yang khas pada zamannya. Bagaimana masjid peninggalan zaman kolonial ini mampu eksis dan memiliki jamaah yang terus bertambah sampai sekarang?

Sekretaris Masjid Hidayatullah, Tohir, mengatakan, jamaah Masjid Hidayatullah diisi oleh para karyawan yang bekerja di gedung-gedung sekitar. Menurut Tohir, mengutip penuturan para karyawan ini, mereka lebih senang shalat di masjid daripada di mushala kantor mereka.

"Mushala gedung suka tidak terurus dan manusiawi. Kadang ditempatkan di basement  gedung yang pengap," ujar Tohir, kepada Kompas.com, Selasa (4/2/2015).

Ia juga menyebutkan, seolah tidak diperhatikan, mushala-mushala gedung juga seringkali kotor dan jorok. Tohir menyayangkan kondisi ini, karena mengganggu khusyuknya ibadah.

"Karena letaknya di basement, kadang suka tercium bau pesing di dekat mushala. Ini sangat mengganggu," kata Tohir. Selain itu, tambah Tohir, jika pun letaknya di tengah-tengah lantai gedung, seringkali ukuran mushala sangat kecil dan sempit. Saking kecilnya, menurut Tohir, jamaah jadi tidak leluasa.

"Habis shalat, jemaah yang tadinya mau berdoa dulu, tapi ditunggu sama yang belakang. Jadi doanya terburu-buru," jelas Tohir.

Hal-hal inilah, menurut dia, yang menjadikan masjid Hidayatullah tetap bertahan di tengah himpitan bangunan pencakar langit di sekitarnya. Meski tanahnya sudah banyak berkurang karena pembangunan jalan, masjid ini tetap bisa menampung 600 jemaah per hari.

"Banyak jamaah yang minta supaya masjid ini tetap ada. Mereka juga mendukung perluasan dan renovasi masjid ini. Karena, shalat di sini lebih nyaman (dibanding di kantor). Lihat saja, sehabis shalat, mereka bisa beristirahat," sebut Tohir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

REI Dorong DPR Lanjutkan Pembahasan Revisi UU Kementerian Negara

REI Dorong DPR Lanjutkan Pembahasan Revisi UU Kementerian Negara

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com