Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macet Tiap Hari, Warga Ciledug Berharap Pembangunan "Flyover" Transjakarta Dipercepat

Kompas.com - 20/01/2015, 08:05 WIB
Hilda B Alexander,
Dimas Jarot Bayu

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah menjadi pemandangan sehari-hari kemacetan selalu terjadi di kawasan Ciledug. Terlebih pada jam sibuk pagi hari sekitar pukul 06.30-09.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-20.00 WIB.

Beberapa pembangunan properti yang sedang berlangsung turut memperparah kemacetan. Akibatnya, di beberapa ruas, terdapat penyempitan jalan hingga 2-5 meter. Selain itu, masuk-keluarnya kendaraan berat ke area pembangunan menjadi penyebab tersumbatnya arus lalu lintas di daerah tersebut.

“Sebenarnya jalanan di Ciledug itu memang sudah macet, volume kendaraannya banyak, jalurnya kecil, persimpangannya banyak, adanya pembangunan jadi tambah parah macetnya. Macetnya itu kalau pagi dan malam hari,” keluh salah seorang pengendara motor, Dedy Ardiansyah, kepada Kompas.com, Senin (19/1/2015).

Bukan hanya Dedy, Nur Imam, salah seorang pengendara motor lainnya, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurut Imam, penyempitan ruas jalan akibat pembangunan membuat kondisi lalu lintas semakin kacau dan semrawut.

“Ya, kalau saya lihat sih ini macetnya karena kendaraan yang lewat memang banyak. Angkutan umum juga sering berhenti sembarangan. Penyempitan jalan juga bikin parah kemacetan,” ujar Imam.

Beberapa proyek properti di sepanjang Jalan Ciledug Raya berada di kawasan Velbak, Kebayoran Lama, Cipulir, dan Petukangan. Di sepanjang jalur tersebut, terdapat beberapa titik macet yang diperparah oleh penyempitan ruas jalan, antara lain di wilayah Cipulir dan Petukangan.

Berdasarkan pengalaman Kompas.com, waktu tempuh yang dibutuhkan untuk melintasi Jalan Ciledug Raya hingga kawasan Senayan bisa mencapai satu jam dengan kendaraan bermotor pada jam-jam tertentu. Padahal, bila lengang, jalur tersebut bisa dilewati hanya dalam waktu 30 menit.

Untuk itu, warga berharap proses pembangunan jalan layang (flyover) bus transjakarta Koridor XIII Ciledug-Blok M dipercepat. Pasalnya, pengguna angkutan umum dan kendaraan bermotor bisa beralih ke bus transjakarta.

"Saya sudah capek harus dua kali ngangkot dari rumah di Larangan Indah ke Blok M. Belum macetnya itu ampun-ampunan. Kalau ada bus transjakarta kan bisa langsung ke tempat saya kerja," ujar Netti yang bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) Blok M Square.

Adapun pekerjaan konstruksi jalan layang bus transjakarta Koridor XIII Ciledug-Blok M sudah dimulai sejak Rabu (14/1/2015).

Rencananya, pembangunan koridor baru ini akan dilakukan dalam delapan paket pengerjaan dan akan memiliki 12 halte.

Anggaran pembangunan jalan layang tersebut mencapai Rp 2,5 triliun dengan rincian Rp 200 miliar untuk biaya konsultan perencanaan, desain awal, dan konsultan manajemen.

Sementara untuk pembangunan fisiknya sendiri mencapai Rp 2,3 triliun. Biaya pembangunannya menggunakan anggaran multiyears atau tahun jamak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau