Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konstruksi Sarang Laba-laba Direkomendasikan untuk Daerah Rawan Gempa

Kompas.com - 14/01/2015, 16:57 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli gempa Prof Sarwidi, PhD mengatakan belum sepenuhnya masyarakat di Indonesia memahami konstruksi bangunan tahan gempa, sehingga masih banyak ditemui bangunan yang tidak layak dan memenuhi standard konstruksi yang aman.

"Masih banyak yang justru tidak percaya diri dengan bangunan yang mereka buat sendiri. Pasalnya, mereka mendirikan bangunan tidak mempertimbangkan aspek teknis konstruksi. Sehingga saat terjadi gempa, masyarakat lebih memilih menyelamatkan diri kalau ada gempa dengan keluar dari bangunan," kata Sarwidi, terkait peringatan Sepuluh Tahun Tsunami Aceh, Selasa (13/1/2014).

Sarwidi yang pernah menjabat sebagai pengarah pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan hampir dua pertiga dari luas wilayah Indonesia terletak di daerah rawan gempa. Pemerintah telah membaginya ke dalam beberapa zonasi mulai dari 0 yang intensitas gempanya kecil, sampai dengan paling berat di zona 6.

Saat ini, masyarakat di zona berat seharusnya mengikuti seluruh persyaratan dalam mengajukan izin mendirikan bangunan (IMB), terutama jika seluruh aspek teknis dipenuhi. "Pemerintah Daerah di zona gempa dengan intensitas sedang sampai berat sudah menyiapkan konstruksi yang aman, mulai dari regulasi pembuatan IMB sampai dengan bahan bangunan yang berstandar SNI," ujar Sarwidi.

Menurut dia, untuk bangunan yang didirikan instansi pemerintah, BUMN, atau swasta telah mempertimbangkan aspek teknis, termasuk konstruksi sesuai dengan zona gempa. Namun, untuk bangunan yang didirikan masyarakat banyak yang tidak mempertimbangkan aspek teknis tersebut.

"Banyak dari bangunan yang roboh saat gempa serta menelan korban merupakan rumah-rumah penduduk yang dibangun tanpa mempertimbangkan aspek teknis tersebut," cetus Sarwidi.

Aspek teknis yang dimaksud adalah bangunan tersebut direncanakan oleh profesional yang mengantongi izin, memiliki surat izin usaha perdagangan (SIUP), serta mengantongi sertifikasi sebagai tenaga konstruksi yang lolos dari uji kompetensi.

"Banyak kota dalam zona gempa intensitas menengah sampai berat memiliki bangunan non-teknis yang dibangun masyarakat awam dan rentan terhadap gempa," tambah dia.

Meski demikian, Sarwidi mengakui untuk bangunan bertingkat yang didirikan tahun 2010 ke atas sudah mengikuti aturan bangunan tahan gempa sehingga saat terjadi gempa tidak perlu khawatir. Cukup berlindung di bawah meja agar tidak tertimpa material dari atap bangunan.

"Namun kalau kebetulan tinggal di rumah penduduk, kebetulan terjadi gempa lebih baik segera  menyelamatkan diri, karena memang konstruksinya belum tentu dibuat oleh ahli yang profesional," tandasnya.

Konstruksi Sarang Laba-laba

Konstruksi bangunan yang diakui tahan terhadap gempa apabila sudah lolos uji, yakni melalui laboratorium dan uji lapangan. Salah satu konstruksi yang sudah lolos kedua uji tersebut adalah konstruksi sarang laba-laba (KSLL).

"Konsep KSLL ini sekarang banyak dipergunakan di Sumatra Barat dan Aceh yang memang merupakan zona gempa intensitas berat," ujar Sarwidi.

Sementara itu, untuk konstruksi bangunan rawan tsunami, biasanya berlokasi di pinggir pantai,  haruslah bangunan bertingkat namun di bagian bawahnya merupakan bukaan (bukan bangunan tertutup) supaya air dapat mengalir.

Bangunan terbuka itu dapat dimanfaatkan untuk gudang, parkir kendaraan, sedangkan hunian berada di lantai atas sebagai tempat evakuasi apabila terjadi gempa.

Lepas dari itu, Sarwidi menambahkan, masyarakat yang tinggal di daerah gempa harus memahami gejala alam, serta beradaptasi dengan alam. Termasuk dalam membangun huniannya harus mengikuti peraturan yang sudah ada sehingga apabila terjadi musibah tetap bisa selamat.

Sementara itu, Ketua Himpunan Ahli Teknik Perumahsakitan Indonesia (HATPI) Johnny Sinaga mengatakan, bangunan rumah sakit di Aceh dan Padang harus dirancang menggunakan konstruksi tahan gempa untuk zona 6.

"Terlebih untuk rumah sakit, konstruksinya harus sudah benar-benar teruji. KSLL untuk rumah sakit terbukti mampu mempertahankan bangunan dalam beberapa kali gempa di daerah tersebut," kata Johnny seraya menandaskan, KSLL juga banyak dipergunakan di Pulau Simeulue Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau