Tumpukan sampah dalam lebih dari 20 gerobak tersebut, teronggok di beberapa lokasi. Di antaranya di Jl Kramat Pela Raya, atau persis depan TPU Kramat Pela, di depan Pasar Burung, dan sekitar Jl Barito.
Menurut Andrea Pereshtu, salah seorang warga, sampah sudah tidak diangkut petugas Dinas Kebersihan DKI Jakarta, sejak Kamis (1/1/2015). Akibatnya, pemandangan di sekitarnya menjadi tak sedap dipandang mata, bau menyengat, dan juga banyak lalat.
"Jumlah gerobak sampah semakin banyak dan "antri" panjang untuk diangkut. Saya perhatikan, gerobak-gerobak sampah ini ada di beberapa ruas jalan. Tak hanya di Jl Kramat Pela Raya, melainkan juga di Pasar Burung, dan Jl Barito. Bahkan, tumpukan sampah di ruas-ruas jalan tersebut sudah tidak diangkut sejak 25 Desember 2015," tutur Andrea kepada Kompas.com, Senin (5/1/2015).
"IPL ini saya bayar tiap bulan sebesar Rp 150.000. Saya tidak mengeluh dan kesal. Cuma ini sudah keterlaluan. Berhari-hari sampah tak diangkut. Pemandangan jadi tak sedap, bau, dan tidak higienis. Sangat mengganggu. Bukan saya saja, juga semua warga. Cuma saya tidak tahu, apakah Ahok sebagai gubernur, tahu dan mendengar hal ini," beber Andrea.
Dia menambahkan, selain tumpukan sampah dalam gerobak, keberadaan tempat pembuangan sementara (TPS) Kramat Pela juga sangat mengganggu. TPS tersebut mengganggu lalu lintas warga dan juga kendaraan. Menurut Andrea, sudah sejak September 2014, dia berkirim pesan pendek dan menghubungi semua nomor call center yang dipublikasikan Ahok.
"Namun hingga saat ini tak satu pun pesan pendek dibalas dan hubungan telepon diangkat. Jadi apa dong kalau sudah begini? Ahok cuma janji-janji doang? Padahal masalah sampah ini penting sekali, bisa menyebabkan penyakit," tandas Andrea.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.