Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Harga Rumah tak Kunjung Turun?

Kompas.com - 03/01/2015, 15:43 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur Tony Eddy & Associates, Tony Eddy, menyebut dua faktor utama sebagai penyebab harga rumah tak akan pernah turun.

Dua faktor utama tersebut adalah jumlah populasi yang terus tumbuh. Laporan Bank Dunia menyebut, jumlah penduduk Indonesia pada 2014 mencapai 252,8 juta jiwa. Populasi naik, otomatis kebutuhan rumah pun meningkat.

Sementara di sisi lain, pasokan rumah yang ada belum dapat memenuhi tingginya kebutuhan tersebut. Saat ini saja, menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) kebutuhan hunian yang belum dipenuhi (back log) sekitar 13 juta unit.

"Faktor kedua adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi berdampak langsung terhadap harga dan perubahan harga rumah," tutur Tony kepada Kompas.com, Sabtu (3/1/2015).

Tingkat inflasi, menurut laporan Bank Indonesia, terus merangkak naik dalam lima bulan terakhir. Sejak Agustus 2014, tingkat inflasi berada pada level 3,99 persen, kemudian melonjak bulan berikutnya menjadi 4,53 persen, dan bertutur-turut pada Oktober, November, dan Desember sebesar 4,83 persen, 6,23 persen, dan 8,36 persen.

Angka inflasi yang salah satunya disebabkan peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM), ini mengerek harga-harga material bangunan semakin meroket. Pada gilirannya, ongkos produksi rumah pun ikut melonjak.

"Saat harga BBM naik tahun lalu, mendorong biaya material juga naik, ongkos tukang pun ikut naik. Selain itu, belanja pegawai mau tak mau naik karena harga kebutuhan sehari-hari ikut berubah. Semua komponen itu yang mendongkrak harga rumah terus melambung," papar Manajer Marketing Sinbad Green Residence, Rifki Amir Balfas, Jumat (2/1/2015).

Kenaikan harga rumah, sambung Rifki, tidak bisa lebih dari sepuluh persen. Paling banter lima persen. Menurut Rifki, pertengahan Januari ini, harga Sinbad Green Residence akan disesuaikan mengikuti dinamika pasar.

Demikian halnya dengan harga rumah di Kota Wisata. Menurut Staf Marketing dan Penjualan, Adi Saputra, peningkatan harga hanya lima persen. Harga baru ini berlaku untuk klaster yang baru dirilis 30 November 2014 yakni Nebraska, serta klaster-klaster yang masih menyisakan unit seperti Hacienda dan The Hacienda Heights.

Menurut Head of Research Savills PCI, Anton Sitorus, lonjakan harga rumah tidak akan mungkin melebihi angka sepuluh persen untuk saat ini. Pasalnya, kemampuan pasar untuk menyerap pun ada batasnya.

"Jika pada tahun 2012 atau 2013, pasar masih bisa menyerap kenaikan 15 persen hingga maksimal 30 persen, saat ini justru pasar akan berpikir ulang. Dan pengembang pun mawas diri tidak akan menaikkan harga jual rumah jor-joran lagi," ujar Anton, Rabu (31/12/2014).

Meski demikian, saat harga BBM turun, harga perumahan tidak lantas ikut turun. Anton menegaskan, selama kebutuhan rumah belum terpenuhi, harga rumah tidak akan pernah turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau