Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kuda Hitam" yang Bakal Menyodok Perhatian

Kompas.com - 01/01/2015, 20:08 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini, para pengembang properti semakin memfokuskan diri untuk menggarap kota-kota potensial di luar destinasi investasi utama Jadebotabek, Bandung, dan Surabaya.

Kota-kota potensial tersebut adalah Pekanbaru, Bandar Lampung, Cirebon, Malang, Samarinda, Pontianak, dan Banjarmasin. Tujuh kota ini menyusul delapan kota lainnya yang telah dimasuki pengembang-pengembang raksasa yakni Medan, Palembang, Solo, Yogyakarta, Semarang, Balikpapan, Manado, dan Makassar.

Chief Operating Officer SpringHill Group, AH Marhendra, mengatakan, tujuh kota baru dengan perekonomian yang tumbuh di atas rerata ekonomi Nasional, sangat potensial dikembangkan properti berbagai jenis. Terutama properti hunian, pusat belanja, dan perhotelan.

"Aktivitas bisnis berlangsung dinamis. Didorong tingginya arus perdagangan komoditas hasil bumi, perdagangan barang konsumsi, jasa, dan juga pertambangan minyak, gas dan batubara. Aktivitas bisnis ini, pada gilirannya menyebabkan permintaan properti meningkat," tutur Marhendra, Senin (29/12/2014).

Bandar Lampung, contohnya. Menurut Marhendra, geliat bisnis di kota ini semakin aktif karena posisinya sangat strategis. Kondisi infrastrukturnya juga demikian lengkap dan terkoneksi dengan kota-kota satelit di sekitarnya.

Dengan populasi hampir 1 juta jiwa, kota ini dianggap punya ceruk pasar yang luas. Bandar Lampung juga mampu menarik minat investor karena secara kumulatif pertumbuhan ekonominya sampai triwulan ketiga 2014 tumbuh 5,50 persen.

"Kami optimistis dengan strategi bisnis tahun 2015 yakni mengembangkan dua proyek besar sekaligus yakni perumahan SpringHill Bandar Lampung seluas 15 hektar, dan Springhill Condotel dengan operator Golden Tulip," ujar Marhendra.

Sementara kota-kota lainnya, menurut Head of Research Savills PCI, Anton Sitorus, berpeluang menjadi kuda hitam dan merebut perhatian investor properti. Pasalnya, pasar telah pulih dan semakin menguat. Itu ditandai dengan meningkatnya permintaan di satu sisi, sementara di sisi lain pasokan yang ada masih sangat terbatas.

"Pasokan properti (hunian, pusat belanja, dan hotel) di daerah kan belum sebanyak di kawasan Jadebotabek, Bandung, atau pun Surabaya. Sementara kebutuhan mengalami pertumbuhan signifikan," kata Anton kepada Kompas.com, Rabu (31/12/2014).

Anton mencontohkan Kota Pekanbaru yang dekat dengan Singapura, juga Kuala Lumpur. Ada banyak pebisnis yang membutuhkan tempat transit, atau warga lokal dan pendatang menetap yang butuh hiburan. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang kemudian menstimulasi tumbuhnya bisnis hotel, dan juga pusat belanja.

Tak mengherankan, dalam catatan Kompas.com, terdapat enam pengembangan multifungsi skala besar di ibu kota Provinsi Riau tersebut. Keenam proyek multifunsgi ini adalah Green City Pekanbaru, Sentra Komersial Arengka, Riau Town Square, Sadira Plaza dan Tangram Hotel, Pekanbaru Park, dan The Peak.

Sementara Samarinda semakin meneguhkan posisinya sebagai ibu kota yang mampu memincut investor-investor besar. Terbaru, ibu kota Kalimantan Timur ini berhasil merangkul PT Mitra Adi Perkasa Tbk untuk membuka salah satu department store andalannya, Sogo, di pusat belanja Big Mall.

Tak hanya itu, raksasa properti Ciputra Group melalui PT Ciputra Development Tbk juga semakin menancapkan tentakel bisnisnya dengan menggarap kota satelit seluas 400 hektar bertajuk CitraGrand Senyiur City Samarinda. Sebelumnya, pengembang dengan kapitalisasi Rp 18,9 triliun ini sudah memiliki portofolio real estate, CitraLand Samarinda.

Ekspansifnya Ciputra di kota tepi Sungai Mahakam ini, menurut Direktur Ciputra Group Bing Sugianto karena daya beli masyarakatnya tinggi. Dengan perputaran uang mencapai Rp 11 triliun, sangat mudah bagi Ciputra menjual dua klaster perdana CitraGrand Senyiur City Samarinda sebanyak 500-an unit.

Demikian halnya dengan Banjarmasin, Pontianak, Cirebon, dan Malang yang dimasuki Ciputra Group secara simultan. Di kota-kota tersebut, pengembang yang menargetkan pendapatan tahun 2015 senilai Rp 5 triliun ini tak hanya membangun perumahan, juga hotel, dan pusat belanja.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com