Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2015, Indonesia Sasaran Tepat Berbisnis Properti

Kompas.com - 27/11/2014, 07:01 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Indonesia is a very strong place to do business in 2015," ujar Country Head DTZ Indonesia, Kan Kum Wah, membuka presentasinya dalam seminar bertajuk "Indonesia Real Estate 2014, di Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Bukan tanpa alasan Kan berseru demikian. Dia menuturkan, tahun ini saja arus dana asing yang masuk ke Indonesia mengalir deras.

"Uang datang tidak hanya dari Jepang, dan Korea, melainkan juga dari Tiongkok. Investor dari ketiga negara tersebut membenamkan investasinya dalam bentuk kerjasama usaha dengan pengembang lokal," tandas Kan.

Kendati pertumbuhan sedang melambat, menurut Kan, negeri ini punya potensi besar yang menawarkan keuntungan investasi menjanjikan. Dia kemudian mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), khusus untuk kawasan Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang (Jadebotabek) dengan populasi 22,6 juta jiwa, merupakan pasar dan peluang besar yang bisa dimanfaatkan investor. 

"Selain itu, pembangunan infrastruktur juga sedang digenjot terutama untuk menciptakan konektivitas antarkawasan yang dapat membuka peluang pengembangan secara intensif di kawasan-kawasan yang minim pembangunan properti," tandasnya.

Dia kemudian menyebut pembangunan Jakarta Outer Ring Road (JORR) II seksi Pelabuhan Tanjung Priok yang direncanakan beroperasi pada pertengahan 2015, Depok-Antasari (2016), Cibitung-Cilincing yang saat ini masih dalam proses pembebasan lahan, Serpong-Cinere (beroperasi April 2015), Cimanggis-Cibitung (baru dimulai 2015), Kunciran-Serpong (beroperasi April 2015), Cinere-Jagorawi (baru 50 persen beroperasi sejak 2012), dan Cengkareng-Kunciran (tahap pembebasan lahan).

Kan memprediksi, dengan rencana pembangunan JORR II, koridor timur, barat dan selatan Jakarta akan semakin dilirik, mengingat harga lahan masih lebih kompetitif dibanding kawasan lainnya. Harga lahan di ketiga kawasan tersebut masih berada di bawah Rp 20 juta per meter persegi. Terutama lahan yang diperuntukan sebagai hunian (perumahan).

"Nilai modal meningkat secara substansial dalam 5 tahun terakhir. Di luar koridor timur, barat dan selatan Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, masih banyak lahan dengan harga terjangkau. Ini membuka peluang bagi masuknya investasi properti," ucap Kan.

Dia menambahkan, selain itu, perubahan minat dan gaya hidup untuk mempertimbangkan tinggal di apartemen semakin intensif terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau