Mereka yang meraup keuntungan besar lebih dari 120 persen dari lantai bursa selama tiga tahun terakhir membelanjakannya di pasar properti Uni Emirat Arab. Total jumlah investasi mereka tercatat sebesar 2,6 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 31,7 triliun. Nyaris, 90 persen di antaranya dihabiskan di Dubai.
CEO Sunrise Capital, Muhammad Azam Khan, meprediksi, jumlah tersebut bakal bertambah dalam 18 bulan terakhir menjadi 7 miliar dollar AS atau setara Rp 85,4 triliun.
"Investasi mereka di pasar Dubai melalui rute yang tidak teratur. Namun, Dubai tetap merupakan tujuan favorit mereka untuk berinvestasi, dan berharap dapat mereguk keuntungan besar. Hebatnya, mereka belanja properti secara tunai (cash)," tambah Azam.
Padahal, harga properti di Dubai terhitung mahal. Meski mengalami perlambatan pertumbuhan, namun dengan 1 juta dollar AS di tangan atau Rp 12,2 miliar, pembeli hanya bisa mendapatkan properti seluas 146 meter persegi!
Apa pun itu, dengan jumlah total pembelanjaan tersebut, menjadikan orang-orang Pakistan sebagai pembeli asing terbanyak ketiga di pasar properti Dubai, setelah Amerika Serikat, dan India.
Sementara kondisi pasar properti dalam negeri tak kalah prospektif. Lonjakan pasar modal, mendorong pertumbuhan bisnis properti dan industri konstruksi skala besar Pakistan menjadi 15 persen hingga 20 persen. Pengembang dan kontraktor pun sama-sama menikmati keuntungan besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.