Sementara laba bersih tercatat Rp 926,1 miliar, naik signifikan dari tahun sebelumnya Rp 524,8 miliar. Meski laba naik, namun pendapatan justru melorot 1,8 persen menjadi Rp 39,9 triliun.
Accor sendiri berharap dapat mendulang keuntungan sepanjang tahun ini dengan nilai Rp 9,1 triliun.
"Semester kedua, kami akan fokus secara khusus pada penerapan strategi layanan hotel seperti inovasi, solusi digital dan juga perkuatan merek," ujar Chairman dan Chief Executive Officer Accor Group Sebastien Bazin.
Selain itu, Accor juga membatalkan rencana menjual properti yang mereka kelola pada November nanti. Perubahan rencana tersebut merupakan bagian dari strategi Accor sejak Bazin berkuasa setahun lalu.
Akuisisi
Alih-alih melego portofolio, Accor justru akan lebih agresif mengakuisisi sebanyak 1.194 kamar dari 13 hotel di Inggris dengan merek Ibis. Ketiga belas hotel tersebut mereka ambil alih dari Haywards Heath, dengan nilai sekitar Rp 1,3 triliun.
Sebelumnya, pada Mei lalu, Accor telah membeli 97 hotel Eropa senilai Rp 13,8 triliun, dan sebulan kemudian perusahaan menerbitkan obligasi hibrid juga dengan nilai yang sama untuk membantu akuisisi keuangan.
Untuk menggenjot keuntungan, Accor juga diketahui telah memangkas biaya serta menjalankan investasi hotel dan unit operasi secara terpisah. Walhasil, perusahaan ini sukses menghemat Rp 571,2 miliar tahun lalu, dan berencana untuk memotong pengeluaran lebih tinggi lagi yakni 972,5 miliar pada tahun ini.
Pemotongan biaya tersebut membantu meningkatkan selisih laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, amortisasi dan biaya sewa sebesar 0,3 persen menjadi 31,1 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.