Demikian hasil riset "Prime Global Cities Index" Knight Frank yang dikirim ke Kompas.com, Rabu (6/8/2014). "Prime Global Cities Index" menyurvei sejumlah 32 pasar properti global, termasuk Jakarta, Dublin, Dubai, Singapura, New York, Sydney, Roma, dan lainnya.
Berbeda dengan Jakarta yang selama dua tahun berturut-turut mencapai pertumbuhan harga rumah premium tertinggi di atas 27 persen, Singapura jutsru terpuruk. Kota ini berada di urutan paling buncit di bawah Jenewa, Hongkong, Paris, dan Zurich. Masing-masing kota tersebut berkinerja negatif dalam kisaran di bawah minus 0,5 hingga minus 4 persen.
Langkah-langkah pendinginan seperti pengenaan bea materai ganda, dan pembatasan pembelian rumah dituding merupakan penyebab melambatnya pertumbuhan harga properti di kota jiran ini.
Meski pertumbuhan negatif, namun harga rumah premium di Singapura selangit, yakni sekitar 31.250 dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 367,2 juta per meter persegi. Jauh melebihi harga rumah premium Jakarta yang baru mencapai level 4.099 dollar AS (Rp 48,2 juta) per meter persegi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.