Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Bikin Pasar Properti Pulih Kembali

Kompas.com - 04/08/2014, 16:07 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpilihnya presiden dan wakil presiden baru, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dianggap menstimulasi kebangkitan pasar properti pada semester dua 2014, setelah pada semester pertama banyak pengembang dan investor yang menunda investasi.

Hasil proses politik tersebut juga dipandang positif dan mempertebal keyakinan pasar akan masa depan sektor properti Indonesia. Terlebih transaksi aktif terjadi saat Ramadhan dan Idul Fitri, yang memberikan pesan bahwa optimisme pasar properti mulai pulih.

Hal tersebut dikatakan konsultan properti sekaligus CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, dan CMO Lippohomes, Jopy Rusli, kepada Kompas.com, Senin (4/8/2014).

Menurut Hendra, secara umum sektor properti akan kembali normal dan semakin tumbuh positif. Ditandai kembali aktifnya aksi konsumsi di subsektor retail dan investasi di subsektor industri. Khusus di subsektor kawasan industri, terkait erat dengan investasi jangka panjang yang tentunya sangat bergantung pada pembangunan infrastruktur.

"Nah pembangunan infrastruktur ini yang diharapkan dapat digenjot secara paralel oleh pemerintahan yang baru," ujar Hendra.

Hal serupa akan terjadi pada subsektor residensial. Kebutuhannya akan semakin meningkat karena arus urbanisasi cenderung melonjak pasca Idul Fitri. Menurut Jopy, kebutuhan tinggi tak hanya di kota-kota lapis pertama, melainkan juga kawasan pinggiran yang memiliki lahan terbatas dengan harga tinggi serta terkoneksi dengan jaringan transportasi dan infrastruktur utama.

"Para kaum urban ini tentu saja membutuhkan hunian yang nyaman dan dekat dengan tempat aktivitas mereka sehari-hari. Dan apartemen merupakan opsi utama yang dipilih, mengingat menawarkan kepraktisan, kenyamanan, dan keamanan," papar Jopy.

Kepercayaan pasar yang tinggi, lanjut Jopy, disambut Lippohomes dengan melansir menara kedua Embarcadero Park sebanyak 366 unit. Apartemen ini akan dibanderol dengan harga lebih tinggi ketimbang menara pertama Rp 16 juta-Rp 20 juta per meter persegi.

"Kami akan mematok harga lebih tinggi dari itu. Saat ini sedang dikaji potensi harga yang dapat diterima pasar. Targetnya kuartal ketiga tahun ini akan kami lansir," imbuhnya.

Sementara untuk subsektor perkantoran, menurut Hendra, masih stabil karena ekspansi bisnis perusahaan sudah dilakukan jauh hari. Yang berencana relokasi cenderung sudah memperpanjang sewa untuk beberapa tahun ke depan.

"Yang paling penting jangan ada kerusuhan. Selama ada stabilitas politik dan keamanan harusnya investasi akan deras terjadi. Demikian halnya dengan modal asing, karena Indonesia tetap jadi salah satu target investasi asing di sektor properti Asia," tandas Hendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau