Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pengembang Gurem Merugi

Kompas.com - 01/08/2014, 11:55 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Lesunya pasar properti Tiongkok, mulai memakan korban. Pengembang kecil yang mendominasi pasar properti negeri Tirai Bambu ini mengalami kerugian besar akibat buruknya kinerja penjualan di tengah pasokan hunian berlebih.

Padahal, jumlah dan peran pengembang kecil tersebut sangat signifikan di sektor properti yang berkontribusi 15 persen terhadap produk domestik bruto Tiongkok. Sementara jumlah pengembang besar mencapai kurang dari 20 persen.

China Overseas Grand Oceans (COGO), misalnya. Pengembang gurem yang berbasis di Hongkong ini mencatat kinerja buruk, laba bersihnya terjun bebas sebesar 31 persen. Hasil buruk tersebut dianggap sebagai dampak penyesuaian ekonomi struktural di Tiongkok daratan, seperti modifikasi kebijakan moneter perumahan yang memicu turunnya penjualan.

"Hasil penjualan COGO melemah selama semester I 2014. Ini mencerminkan kondisi bisnis perumahan yang sarat tantangan di kota-kota lapis ketiga sebagai pasar sasaran mereka. Terlebih latar belakang lingkungan yang ketat terhadap kredit bank," kata analis senior Moody Kaven Tsang.

COGO tak sendiri. Pengembang kecil lainnya, Jingrui Holdings, juga mengalami kerugian besar karena sejumlah properti eksistingnya tak terjual.

Kelemahan di sektor ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring menyusutnya margin keuntungan. Sehingga banyak pengembang menawarkan potongan harga untuk meningkatkan penjualan.

Berharap semester dua

Meski kinerja penjualan buruk dan harga properti di 55 kota Tiongkok merosot, namun para analis masih meyakini semester kedua akan menghasilkan penjualan yang lebih baik.

"Semester dua akan kembali. Penjualan seharusnya meningkat sejak Mei," kata Tsang.

Prediksi Tsang didasarkan pada langkah pemerintah daerah yang mulai mengurangi pembatasan pembelian rumah, dan perbankan menawarkan pinjaman dengan suku bunga bersahabat untuk pembeli rumah pertama.


Pengembang besar untung

Bagaimana nasib pengembang besar? Mereka justru berhasil melewati siklus penurunan dengan lebih baik. Ini dimungkinkan berkat eksposur mereka yang lebih menyasar pasar di kota-kota utama dan lapis kedua yang memiliki kemudahan mengakses kredit. Sehingga kinerja penjualan meningkat.

"
Pemain besar memiliki pelaksanaan yang baik, keuntungan mereka pun akan lebih baik. Pemain kecil menawarkan potongan harga yang justru lebih besar," kata Kepala Penelitian Properti Tiongkok Bank of America Merrill LynchRaymond Ngai.

Bulan lalu, meskipun volume penjualan rumah melonjak 32,5 persen dari Mei, namun dari perhitungan nilai justru melorot 5,4 persen

Menteri Perumahan Tiongkok, Mr Chen Zhenggao, mengatakan pengembang harus bisa memprioritaskan penjualan properti yang ada di semester kedua, senyampang paket mini-stimulus yang diberikan pemerintah daerah masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com