Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of SIngapore) menyatakan kemungkinan pulihnya pasar properti Singapura, pada Kamis (24/7/2014). Namun, pemulihan tersebut harus tetap diimbangi dengan kebijakan pengetatan.
Pasalnya, harga rumah masih tetap tinggi, sementara tingkat suku bunga global berada pada posisi terendah dalam sejarah.
Direktur Pelaksana MAS, Ravi Menon, mengatakan, harga properti Singapura melonjak 60 persen selama empat tahun terakhir. Sementara selama kuartal I 2014, harga properti sudah menunjukkan penurunan 3,3 persen.
"Pelonggaran kebijakan pendinginan pada saat suku bunga masih rendah dapat memicu dampak lain dari kenaikan harga. Hal ini harus menjadi perhatian utama. Beberapa rumah tangga Singapura memang membutuhkan kredit namun mereka akan membutuhkan waktu untuk mengurangi tingkat utang mereka," ujar Ravi.
Lebih jauh Ravi menjelaskan, langkah-langkah yang diperkenalkan untuk mendinginkan pasar perumahan Singapura dapat dibagi menjadi dua kategori yakni tindakan-tindakan struktural seperti rasio total hutang yang dimaksudkan untuk jangka panjang, dan langkah-langkah kondisional seperti batas loan to value dan biaya meterai yang dapat "dikalibrasi ulang sesuai dengan kondisi pasar".
"Secara keseluruhan, masih terlalu dini untuk mengurangi langkah-langkah pendinginan properti sekarang karena sangat penting untuk mengamankan keuntungan yang dibuat dalam menstabilkan pasar dan memulihkan kehati-hatian keuangan," tandas Ravi.