Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pra Komitmen Dorong Kinerja Subsektor Perkantoran Tetap Stabil

Kompas.com - 17/07/2014, 12:26 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Transaksi pra komitmen perusahaan-perusahaan penyewa mendorong kinerja sub sektor perkantoran di kawasan central business district (CBD) Jakarta, tetap dalam kondisi stabil.

Hingga akhir 2014, menurut catatan Cushman & Wakefield Indonesia, transaksi pra komitmen penyewa mencapai 70 persen dari total 182.000 meter persegi ruang perkantoran. Termasuk transaksi pre komitmen di Bahana Office Tower oleh BTPN.

Sementara, ruang perkantoran baru yang akan masuk pasar pada 2015 mendatang, tercatat masih di bawah angka 50 persen dari total 583.150 meter persegi. Ruang-ruang perkantoran tersebut adalah Noble House, Sahid Sudirman Center, Wisma Mulia 2, Cemindo Tower, Telkom Landmark Tower, Bahana Tower, International Finance Tower 2, St Regis Tower, dan Lippo Thamrin.

Pencapaian transaksi pra komitmen tersebut, menurut Senior Associate Director Head of Research and Consultancy Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, terhitung bagus. Pasalnya, sejak 2013 hingga sekarang terjadi perlambatan.

"Perlambatan di subsektor perkantoran sangat terkait dengan makro ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi yang direvisi menjadi hanya 5.1 persen dari 5.9-6 persen, tingkat inflasi serta depresiasi nilai tukar Rupiah yang hampir mencapai 5 persen pada kuartal II 2014," ujar Arief kepada Kompas.com, Rabu (16/7/2014).

Selain itu, tambah Arief, ada dua alasan lain yang membuat kinerja ruang perkantoran di CBD Jakarta tetap stabil. Alasan pertama adalah karena beberapa perusahaan menunda keputusan untuk menempati ruang kantor baru. Alasan kedua, karena tidak adanya suplai baru yang masuk selama tiga bulan kedua 2014.

"Dengan tidak adanya pasokan baru yang masuk tingkat hunian juga bergeming stabil 94.4 persen sampai akhir Juni 2014. Namun dengan akan masuknya pasokan baru 182.000 meter persegi maka tingkat hunian pada akhir 2014 akan turun jadi 92 persen. Sedangkan harga sewa menanjak 3,3 persen menjadi Rp 321.640 per meter persegi per bulan," imbuh Arief.

Secara umum, tingkat serapan ruang perkantoran terhitung sangat sedikit yakni hanya 1.100 meter persegi. Tingkat serapan ini merupakan rekor terkecil dibanding kinerja kuartal sebelumnya.

Sejatinya, tutur Arief, tingkat serapan ruang perkantoran mulai menciut sejak awal 2013 hingga Juni 2014. "Tingkat serapan ini memengaruhi kondisi harga sewa. Pertumbuhan akhir 2013, pertumbuhan sewa sampai 40 persen. Sementara sekarang hanya 6 persen," tambah Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Ritel
PPK GBK Pertanyakan Alasan Pontjo Sutowo Minta Ganti Rugi Rp 28 Triliun

PPK GBK Pertanyakan Alasan Pontjo Sutowo Minta Ganti Rugi Rp 28 Triliun

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com