JLL bahkan membuat skenario optimistis pasca pemilihan presiden. Beberapa poin penting dalam skenario tersebut adalah kemungkinan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) rebound tahun 2015 dan perbaikan bertahap kondisi makro-ekonomi Indonesia.
Dalam paparannya kepada para pewarta di Jakarta, Rabu (16/7/2014) siang, Head of Research JLL, Anton Sitorus menjelaskan, pasar kembali pulih, ditandai akselerasi ekonomi dan bisnis pasca pemilu. Selain itu, harus didukung juga oleh lima faktor penentu dan fundamental.
"Setidaknya ada lima faktor untuk menumbuhkan pasar properti di masa yang akan datang. Faktor tersebut adalah pembangunan infrastruktur, ketersediaan tanah, finansial, perundang-undangan, dan transparansi," ujarnya.
Kelima faktor tersebut merupakan faktor fundamental. Pertama jalan atau infrastruktur. Infrastruktur yang baik dan memadai merupakan pendorong bergeraknya sektor properti. Kedua, ketersediaan tanah.
"Harga properti sangat tergantung pada ketersediaan tanah yang ada. Kalau tanah naiknya gila-gilaan, harga properti akan sulit berkembang," tambah Anton.
Selain infrastruktur dan tanah, yang tidak kalah pentingnya adalah regulasi. Karena banyak juga permasalahan yang terjadi di pasar properti disebabkan karena regulasi yang kurang jelas dan kurang tepat. Sehingga menghambat pertumbuhan pasar.
"Kemudian transparansi. Ini juga sangat penting. Transparansi terutama dalam hal perizinan dan keterbukaan informasi sangat berpengaruh terhadap meningkatnya arus modal baik dari penanam dalam negeri maupun investasi asing (finansial)," tandas Anton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.