Lombok menjadi incaran, karena harga lahan di Bali, sudah sedemikian tinggi. Harga lahan di Seminyak, Canggu dan Batu Belig sudah menembus angka sekitar 2.500 dollar AS (Rp 28,9 juta) per meter persegi. Sehingga tidak layak untuk dijadikan sebagai ladang investasi. Terlebih berbagai jenis akomodasi, tersedia di Pulau Dewata dengan jumlah pasokan melimpah.
Sementara Lombok, justru menawarkan alternatif lain. Selain harga lahan masih relatif lebih kompetitif, yakni hanya 100 dollar AS-250 dollar AS (Rp 1,1 juta-Rp 2,8 juta) per meter persegi, pasokan hotel, resor dan jenis penginapan lainnya juga masih terbatas.
Lombok, dalam kacamata Direktur Pelaksana C9 Hotelworks, Bill Barnett, punya masa depan cerah dengan segudang pesonanya. Industri vila, resor dan hotel mendorong kawasan ini pantas menjadi destinasi utama, selain Bali.
Terlebih, pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk membangun infrastruktur demi percepatan pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia, termasuk Lombok. Dengan pembangunan infrastruktur, diharapkan perekonomian Lombok mengalami pertumbuhan signifikan.
Selama ini, upaya Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) menjual Lombok, belum berhasil. Pulau ini belum mampu menangkap banyak investor dan turis, baik asing maupun domestik.
Padahal, Lombok sangat digandrungi wisatawan asing asal Australia, dan negara-negara lainnya. Sementara saat ini, Bali justru sangat bergantung pada pasar Jakarta, dan Surabaya, serta pasar domestik lainnya.
"Apa yang dibutuhkan pasar akan membentuk keseimbangan dan pengakuan bahwa siklus pulau-pulau di selatan Bali sangat dinamis. Sementara di sisi lain, Lombok belum membentuk brand dengan daya tarik yang sangat kuat," ujar Bill.
Bukan Phuket dan Bali
Lombok bukanlah Bali atau Phuket, di Thailand. Lombok punya keunikan tersendiri. Terlebih mulai banyak investor institusi yang menggarap pasar Lombok. "Ini merupakan realitas yang baik. Apalagi pengembang Nasional juga sudah mulai melirik Lombok. Ini sekaligus jalan bagi kawasan ini untuk lebih terbuka dan dikenal amsyarakat luas," tambah Bill.
"Ini akan menjadi kesempatan bagi Lombok menjadi tujuan rekreasi paling dinamis di Asia pada dekade berikutnya," tandas Bill.