Menurut riset Cushman and Wakefield Indonesia, lonjakan harga tersebut lebih besar ketimbang kenaikan rerata selama tiga tahun terakhir yang tercatat sebesar 12,4 persen.
"Kenaikan harga itulah yang memicu pertumbuhan pembangunan hotel di Bali demikian pesat. Hingga Juni 2014 terdapat 5.000 unit kondotel dari proyek eksisting dan 8.000 kamar dari proyek yang direncanakan," jelas Senior Associate Director Head of Research and Consultancy Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, Rabu (16/7/2014).
Selain itu, jumlah kunjungan turis asing dan domestik sebagai pasar yang dibidik pemilik kondotel juga terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, jumlah wisatawan mancanegara saja pada dua bulan pertama 2014 tercatat 555.052 orang atau naik 16,9 persen dari kedatangan periode yang sama tahun lalu 474.803 orang.
Data terakhir menunjukkan, jumlah wisatawan asing pada Februari 2014 tercatat meningkat 14,03% menjadi 275.795 orang dari Februari 2013 yang hanya 241.868 orang.
Mereka, kata Arief, tentu saja membutuhkan fasilitas akomodasi representatif. Dengan demikian, wajar jika banyak pengembang berlomba membangun kondotel di kawasan dengan tingkat kunjungan tinggi seperti Seminyak, Legian, Kuta, Pecatu, Ungasan, Benoa dan Denpasar.
Cushman and Wakefield Indonesia mencatat, hingga kuartal kedua 2014 jumlah pasokan fasilitas akomodasi atau penginapan jenis kondotel dan hotel sekitar 30.000 kamar. Jumlah tersebut akan bertambah menjadi 35.000 kamar pada akhir 2015 dengan komposisi bintang 4 dan 5 lebih dominan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.