Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Properti untuk Gengsi dan Koleksi Hanya Ada di Jakarta dan Bali

Kompas.com - 30/06/2014, 12:51 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Properti gaya hidup atau lifestyle property memang belum banyak ditawarkan di Indonesia. Namun, kehadirannya mulai menjadi fenomena seiring bertumbuhnya jumlah orang super kaya.

Menurut hasil riset The Wealth Report 2014 keluaran Knight Frank Indonesia, orang ultra kaya (ultra high net worth indoviduals atau UNHWI) Indonesia pada 2013 mencapai 834 orang. Sebanyak 626 orang dikategorikan sebagai super kaya dengan aset lebih dari 30 juta dollar AS,  dan super kaya centa sejumlah 185 orang dengan aset hingga 100 juta dollar AS.

Sementara kalangan berjuluk miliarder sebanyak 23 orang. Untuk kategori terakhir, adalah mereka yang selama ini menjadi "langganan" daftar peringkat orang terkaya versi Forbes.

Merekalah pembeli properti gaya hidup yang ditawarkan pengembangnya hanya sebagai instrumen gengsi, koleksi dan juga simbol status. Properti gaya hidup ini dijual dengan harga 25 persen hingga 50 persen lebih tinggi ketimbang properti mewah sekelas.

Menurut CEO Leads Proeprty Indonesia, Hendra Hartono, pengembang Indonesia sudah mulai melirik properti gaya hidup ini. Meski tidak komprehensif, namun memiliki beberapa fitur yang dapat melengkapi kebutuhan prestise dan simbol status calon pembelinya.

"Lifestyle property didefinisikan sebagai hunian mewah yang memiliki ciri-ciri dan merefleksikan gaya hidup dengan beberapa fasilitas penunjang status para calon pembeli. Ada fitur dermaga, tempat penyimpanan anggur, parkir mobil di masing-masing unit apartemennya, atau bisa juga chef restoran terkenal yang dipanggil khusus ke unit apartemen pemilik yang bersangkutan," papar Hendra kepada Kompas.com, Senin (30/6/2014).

Bahkan, dalam kacamata COO and President Pacific Star Holdings, Glen Chan, properti gaya hidup sama seperti jam tangan "Rolex". Siapa saja yang memakai jam ini, akan diterima dalam pergaulan internasional.

Di Indonesia, properti gaya hidup hanya ada di Jakarta dan Bali. Di Jakarta, properti-properti ini berada di lokasi premium seperti CBD Thamrin, CBD Sudirman, kawasan Menteng, dan Pondok Indah yang dikembangkan oleh developer khusus (boutique developer).

"Biasanya, apartemen tersebut tidak dijual secara komersial untuk para investor. Tetapi cenderung ditawarkan kepada pengguna akhir (end user) yang memang menghargai fitur-fitur mewah seperti itu," tambah Hendra.

Sementara di Bali, properti yang ditawarkan berkonsep resor atau villa dengan pemandangan laut lepas yang hanya bisa diakses penghuni, atau pegunungan dengan tingkat privasi tinggi. Properti-properti ini dikelola secara profesional dengan melibatkan jaringan international (international chain operator).

"Mereka menggunakan propertinya untuk acara-acara tertentu seperti arisan, pesta ulang tahun, atau pesta pergantian tahun. Kalau disewakan, imbal hasilnya tidak sebanding dengan harga jualnya," tutur Hendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau