Bank Negara Malaysia mengatakan, keberhasilan mereka mengekang praktik spekulatif merupakan dampak sejumlah skema untuk meningkatkan pasokan sekaligus akses pembiayaan bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Skema tersebut adalah PR1MA, MyHOme, dan My First Home.
Selain itu, pendirian Dewan Perumahan Nasional tahun ini juga ikut andil mendukung pertumbuhan pasar properti Malaysia lebih sehat. Dewan ini bertugas mengembangkan strategi dan rencana aksi secara holistik, mengoordinasikan aspek hukum dan mekanisme harga properti, serta memastikan penyediaan rumah dengan cara yang lebih efisien dan cepat.
Bank Negara menambahkan, langkah-langkah pemerintah seperti disebut di atas telah secara efektif mengatasi pembelian spekulatif. Terbukti, KPR rumah kedua, ketiga, dan seterusnya turun secara substansial sekitar 4 persen dari sebelumnya 15,8 persen.
"Pemberlakuan rasio kredit terhadap nilai agunan (loan to value atau LTV) di atas 70 persen juga telah menyusut menjadi 46,6 persen. Sebelumnya pada 2012 sekitar 50,1 persen. Tentu saja, kondisi ini kami anggap memberikan ruang yang aman bagi perbankan," tulis Bank negara.
Bank juga telah meningkatkan standar kualitas portofolio KPR melalui ketegasan dalam penilaian properti, seperti tingkat pembangunan di lokasi tertentu, kepadatan penduduk, potensi pasar (permintaan), serta jumlah dan nilai omzet properti di daerah sekitarnya.
"Keuntungan lebih rendah dari pembiayaan telah diterapkan oleh bank-bank untuk produk KPR-nya di lokasi yang berpotensi mengalami kenaikan harga yang lebih kuat," tandas Bank Negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.