KOMPAS.com - Tingginya harga properti di seluruh dunia tidak dialami oleh sepasang suami-isteri, Jose Velázquez dan Jennifer. Setelah mencari bangunan yang tepat selama 24 tahun untuk membangun penginapan, akhirnya pasangan ini berhasil menemukan tempat strategis dan luar biasa murah.
Pasangan Velázquez berhasil memperoleh The James Lee House, bangunan bersejarah di Memphis, Tennessee, hanya dengan harga satu Dollar AS (sekitar Rp 12.000). Tentu saja, biaya tersebut tidak termasuk berbagai pengeluaran untuk mengembalikan keadaan bangunan ke kondisi prima.
Pemerintah kota setempat semula ingin membuat rumah ini menjadi museum. Karena berbagai alasan, pemerintah setempat akhirnya gagal mewujudkan hal tersebut dan mengubah rencananya, serta menggandeng pihak swasta. Di sinilah peran Velázquez. Pemerintah membiarkan Velázquez merestorasi dan menggunakan bangunan bersejarah tersebut, sembari memastikan bangunan ini tidak akan hancur sia-sia begitu saja.
Struktur asli The James Lee House berdiri pada 1848. Bangunan ini juga dilengkapi sebuah rumah peternakan (farmhouse) di bagian utara. Sebuah rumah lain juga dibangun di dalam area ini, bersebelahan dengan farmhouse pada 1852. Baru pada tahun 1872, sebuah ekspansi besar-besaran dilakukan dalam area tersebut. Hasilnya, pada tahun tersebut bangunan bergaya Victoria yang kita kenal sebagai rumah besar James Lee House berdiri.
Rumah seluas 752 meter persegi ini bisa menampung lima kamar tamu, satu di lantai pertama dan empat kamar di lantai kedua. Selain itu, pemilik penginapan juga memiliki kamar pribadi di lantai ketiga.
"Saya dan isteri sudah mencari tempat yang tepat selama beberapa dekade, dan banyak teman kami membantu dalam pencarian tersebut. Salah satu teman kami, Bob Loeb, menemukan rencana pemerintah kota untuk The James Lee House. Dia segera memanggil saya. Saya dan Loeb datang melihat rumah tersebut pada 21 Maret 2011, dan dimulailah segalanya," ujar Velázquez.
The James Lee House bukan rumah sembarangan. Rumah tersebut merupakan situs bersejarah. Meski diperbolehkan membuat bangunan tersebut sebagai penginapan, Velázquez harus mematuhi berbagai larangan dalam proses pemindahtanganan dan penggunaan properti.
Pemerintah kota pun perlu meluncurkan izin restorasi dan penggunaan adaptif untuk properti tersebut, setelah Velázquez beserta timnya menyerahkan rencana pengembangan, pro forma bisnis, dan berbagai keperluan lainnya.
Velázquez mengungkapkan bahwa dia harus memastikan keadaan finansialnya, menandatangani kontrak dengan arsitek atau kontraktor, dan memastikan bahwa properti ini akan direstorasi dan digunakan kembali pada waktu yang sudah ditentukan. Bagi bangunan yang telah ditinggalkan selama lebih dari 60 tahun, hal ini tentu luar biasa sulit. Namun, Velázquez berhasil melakukannya.
"Restorasi penuh bagi bangunan historis sebesar ini sangat menantang, seberapa pun Anda siap melakukannya. Saya mencurigai bahwa di antara banyak tantangan, dua yang paling saya pikirkan adalah masalah pemenuhan aturan dan restorasi plaster," ujar Velázquez.
Velázquez menemukan banyak hal menarik di rumah ini dalam proses restorasi. Misalnya, cermin besar di ruang serbaguna, hiasan plafon di ruang makan, dan lukisan-lukisan dinding cantik di seantero bangunan. Namun, selain menemukan hal menarik, Velázquez juga menemukan kesulitan dalam proses renovasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.