KOMPAS.com - Negara-negara beriklim tropis, seperti Indonesia, terbilang cocok menggunakan teknologi solar panel. Sepanjang tahun, penduduk Indonesia tidak kesulitan mendapatkan sinar matahari. Sayangnya, tidak semua lokasi punya keuntungan sebesar ini. Itulah yang membuat panel solar belum digunakan dengan maksimal.
Mahasiswa pascasarjana MIT tampaknya bisa mengubah hal tersebut. Mereka menemukan penyelesaian bagi masalah terbesar teknologi solar panel. Para mahasiswa tersebut menemukan panel solar yang bisa bekerja pada tempat teduh.
"Teknologi kami berfokus pada masalah shading di panel solar, di mana persentase shading sedikit saja bisa menghasilkan kehilangan besar," terang Bessma Aljarbou, salah satu anggota tim mahasiswa pascasarjana MIT.
Panel solar terbuat dari seri sel. Satu sel buruk saja bisa berakibat buruk pada performa seluruh panel. Satu panel buruk pun bisa memberikan efek negatif pada keseluruhan sistem panel solar. Beberapa pihak sudah mencoba menyelesaikan masalah ini dengan mengisolasi beberapa panel. Namun, hal tersebut tidak ideal. Menurut Aljarbou, solusi tersebut terlalu besar untuk masalah kecil.
Tim MIT menyeimbangkan kekuatan antarsel yang terkena sinar matahari dan sel tertutup. Tim tersebut mengklaim, prototipe yang dibuat mereka bisa memulihkan dua kali lipat energi ketmbang metode optimalisasi energi eksisting.
Sirkuit terintegrasi yang dibuat oleh tim ini pun sudah memenangkan dua penghargaan. Pertama, mereka mendapat penghargaan dan hadiah dari program Department of Energy, Energy Efficiency and Renewable Energy Clean Energy Prize, sebesar 100.000 Dollar AS. Kedua, mereka mendapat penghargaan dari MIT Clean Energy Prize sebesar 125.000 Dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.