KOMPAS.com - Proses restorasi lukisan tidak hanya menghasilkan cerita sukses, cukup banyak upaya restorasi justru berakhir dengan bencana. Misalnya, rusaknya karya dan tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula.
MIT Media Lab dalam kerjasama dengan peneliti-peneliti asal Swiss dan Harvard Art Museum, telah menemukan alat restorasi cahaya dan menggunakannya untuk merestorasi lima mural karya Mark Rothko.
Pada awal 1960-an, Rothko mendonasikan lima mural pada Harvard University dengan instruksi khusus. Karya-karyanya hanya boleh diletakkan di ruang makan dengan tirai menutupi jendela. Sayangnya, selama karya-karya Rothko dipajang, jendela tidak ditutup. Karya-karya tersebut rusak akibat paparan sinar matahari, serta terkena noda makanan dan cocktail.
Tidak mudah merestorasi mural-mural Rothko kembali pada penampilan aslinya. Pasalnya, Rothko membuat sendiri catnya dengan bahan-bahan alami, misalnya dari tubuh hewan dan telur. Karena itu, sulit sekali mengembalikan keindahan lukisan ke bentuk aslinya dengan akurat.
Alat restorasi MIT yang menggunakan cahaya sama sekali tidak mencoba mengulang proses Rothko membuat setiap karyanya. Alat tersebut hanya mengidentifikasi warna asli lukisan, membuat analisis pemetaan warna, kemudian secara digital menciptakan citra baru dan mengirimkannya pada proyektor.
Lukisan asli Rothko digantung, kemudian disinari oleh proyektor. Cahaya dari proyektor akan mengisi bagian-bagian pudar dari lukisan.
Putra Rothko, Christopher, semula tidak yakin dengan metode ini. Namun, setelah melihat langsung cara kerja dan hasil restorasinya, dia berubah pikiran.
"Sapuan kuas ayah saya masih ada di sana. Dan tekstur catnya, semua masih di sana," ujar Christopher.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.