Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Bambu di Pabrik Kosong, Solusi Rumah Murah Gaya Hongkong!

Kompas.com - 08/05/2014, 16:51 WIB
Tabita Diela

Penulis

Sumber Dezeen

KOMPAS.com - Hongkong merupakan salah satu kota terpadat di dunia. Tak kurang dari tujuh juta penduduk bermukim di sana. Biaya hidup yang tinggi dan minimnya ketersediaan hunian mengakibatkan ribuan penduduk terpaksa bertahan hidup tanpa hunian tetap di kota tersebut.

Hal tersebut menjadi masalah besar dan semakin parah setiap tahunnya. Untuk itu, perusahaan arsitektur asal Hong Kong, Affect-T, merasa tergerak dan menawarkan solusi berupa pembangunan hunian mikro dan pemanfaatan gedung tidak terpakai.

Pendiri Affect-T, Dylan Baker-Rice percaya, masalah tersebut sebenarnya bisa diselesaikan. Cara penyelesaiannya melibatkan pembangunan hunian berkelanjutan (sustainable) di dalam bangunan industri yang sudah ditinggalkan. Cara itu juga memanfaatkan perubahan peraturan peruntukkan area di Hongkong.

Baker-Rice menamakannya dengan Bamboo Micro-Housing atau Rumah Mikro Bambu. Sama seperti namanya, rumah-rumah ini dibangun dengan menggunakan bambu yang banyak tersedia di Tiongkok.

Luke Hayes Interior dan detil rumah mikro buatan studio arsitektur asal Hong Kong, Affect-T.

"Saat ini ada sekitar 280.000 penduduk di kota (Hongkong) yang tinggal dalam struktur ilegal, seperti hunian di atap, pemanfaatan kandang besi, dan membagi apartemen-apartemen menjadi beberapa unit. Hunian semacam itu umumnya tidak aman, kekurangan pasokan air bersih, pembuangan, akses cahaya, ventilasi, dan lain-lain," ujar Baker-Rice pada Dezeen.

Baker-Rice lalu mengajukan penggunaan pabrik atau industri di tengah kota yang terbengkalai. Daripada menggunaannya secara liar, Baker-Rice bersama Affect-T mengajukan pembuatan rumah-rumah mungil yang layak huni dari bambu.

Tahun lalu, dalam rangka acara Shenzhen dan Hong Kong Biennale 2013, perusahaan tersebut membangun prototipe 1:1 rumah-rumah bambu dengan lebar tiga meter. Setiap rumah dibangun dengan memanfaatkan sistem perekat dan pengikat khusus.

Berdasarkan prototipe itu, pemerintah China sebenarnya bisa membangun sekitar 50 rumah mungil di dalam bangunan terbengkalai. Bangunan tersebut juga bisa menyediakan ruang-ruang untuk kebutuhan komunal. Sementara itu, pasokan listrik dan air, serta pembuangan limbah pun seharusnya bisa dilakukan secara berkelompok agar biayanya lebih murah.

Luke Hayes Rumah-rumah bambu ini berada di dalam gedung pabrik yang sudah tidak terpakai. Rumah ini bisa diatur sesuai kebutuhan, misalnya untuk kaum lansia atau para difabel. Interior rumah ini juga bisa diatur untuk satu orang, dua orang, dan satu keluarga.

Dimensi rumah 3 meter x 3 meter dan tinggi mencapai 3,5 meter. Setiap bangunan bisa diatur secara khusus interiornya agar cocok untuk kebutuhan satu orang, dua orang, satu keluarga, orang berkebutuhan khusus, bahkan untuk lansia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dezeen
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com