Ilmuwan komputer Dmitry Gorilovsky merupakan "otak" di balik kemungkinan tersebut. Dia menamakan perusahaan rintisan, termasuk teknologinya, dengan nama LiftEye.
Gorilovsky mengembangkan LiftEye dari sistem penglihatan komputer (computer vision). Sistem ini memungkinkan dua citra dari kamera "dijahit" menjadi model tiga dimensi. Cara ini mirip dengan cara mata manusia menangkap dan memproses penglihatannya. Pemanfaatan teknologi ini untuk memberikan "pemandangan" bagi pengguna elevator melibatkan pemasangan beberapa kamera di luar gedung.
Kamera-kamera yang ditempatkan berjejer secara vertikal ini juga perlu diberikan sensor untuk mengetahui lokasi elevator. Setelah "menjahit" gambar yang diterimanya, kamera tersebut membuat pengguna elevator bisa menikmati pemandangan di luar gedung.
Menurut Gorilovsky, seharusnya pengembang dan arsitek tidak hanya memikirkan cara terbaik membangun gedung pencakar langit. Mereka juga perlu memikirkan keseluruhan pengalaman orang-orang yang berada di dalam gedung.
"Jika Anda memikirkan arsitektur sebagai pengalaman, kabin elevator merupakan tempat yang cukup aneh. Anda mengerti lokasi tempat Anda berada sebelum masuk ke dalam kabin elevator, namun setelahnya, hanya seperti berada dalam boks hitam," ujar Gorilovsky.
Namun, seperti dikutip dalam National Comorbidity Survey, orang-orang yang memiliki ketakutan terhadap ruangan tertutup (klaustrofobia) jumlahnya lebih sedikit dari orang takut ketinggian (akrofobia). Solusi tawaran Gorilovsky tampaknya tidak ditujukkan secara universal. Adapun, Gorilovsky tetap percaya diri bahwa temuan dan hasil pengembangannya mendapat cukup banyak perhatian dari hotel-hotel besar.
Simak cara kerja dan visualisasi dari Gorilovsky berikut ini.