Aboday adalah bendera domestik yang kerap berkolaborasi dengan Hutama Karya Realtindo. Mereka, kata Putut, diberikan apresiasi senilai antara Rp 3 miliar hingga Rp 4 miliar sesuai ukuran proyeknya. Jika proyek skala menengah atau kecil, jasa yang harus dibayar sebesar Rp 900 juta.
Sementara untuk proyek HK Realtindo di lokasi premium CBD dengan segmen kelas atas, Putut mempertimbangkan untuk memilih arsitek asing. Pasalnya, mereka dianggap lebih memahami bagaimana sebuah desain properti yang modern sekaligus memenuhi kaidah pembangunan berkelanjutan yang akhir-akhir ini menjadi concern para penyewa dan pembeli kalangan atas.
Cara berfikir harus berubah
Baik Jopy, Sinarto, Stefanus, maupun Putut, sepakat, bahwa jika arsitek lokal ingin menjadi pilihan utama para pengembang (user), maka mereka harus mengubah cara berfikir, sistem kerja, profesionalitas, dan kecepatan menghasilkan karya dengan baik.
"Mereka harus memahami perubahan zaman, perubahan gaya hidup, dan juga perubahan perilaku manusianya. Ini menjadi kelemahan mendasar arsitek lokal. Bagaimana mau menjadi pilihan para pengembang, bila mereka hanya berkutat dalam cara berfikir yang sempit. Cara berfikir konvensional hanya akan menghasilkan porsi membuat skematik desain, detail desain, dengan bayaran hanya Rp 2 miliar, sementara asing justru memikirkan konsep dengan bayaran Rp 10 miliar," urai Dosen Arsitektur Institut Teknologi Bandung, Baskoro Tedjo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.