Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Kita Semakin Jauh dari Budaya Tradisional....

Kompas.com - 02/01/2014, 19:05 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Francoise Huguier merupakan fotografer yang sudah cukup ternama di dunia. Berkat foto-fotonya, dia sudah menyaksikan, merasakan, dan mengabadikan berbagai kebudayaan di dunia. Lewat karya-karyanya, siapa pun mampu merefleksikan diri.

Mengawali tahun yang baru, pandangan serta karya-karya Huguier mungkin bisa memberikan cakrawala baru bagi Anda. Tidak hanya membicarakan mengenai pengalaman, karya foto, dan makna rumah baginya, Huguier juga mengajak kita semua melucuti ego. Berikut petikan wawancara KOMPAS.com dengan Huguier di Institut Francais Indonesia (IFI), Jakarta, akhir Oktober lalu.

"Saya memulai pada 1974. Saya mulai suka memotret pada setiap akhir pekan," ujar Huguier.

Siapa sangka, perempuan dengan senyum yang terkadang tersembunyi dalam raut muka serius tersebut bersedia terbuka menjawab pertanyaan apa saja. Dia juga dengan senang hati membagi pengalaman di balik hasil jepretannya.

Bagi kebanyakan orang Indonesia, melihat foto yang menampilkan lekuk tubuh manusia adalah hal baru, bahkan tabu. Di belahan lain dunia ini tampaknya lebih terbuka dan jujur dalam soal seksualitas. Karena itu, Huguier pun berkesempatan memotret berbagai macam orang, baik perempuan maupun laki-laki, baik mengenakan busana, maupun polos tanpa sehelai kain pun di tempat yang memang menjadi hidup mereka.

Huguier menceritakan pengalamannya mengembara ke negara-negara di Asia Tenggara dan berbagai lokasi lain di dunia. Pengalaman pertama datang ke Indonesia dan Malaysia rupanya begitu membekas. Hingga saat ini, ketertarikan tersebut pun belum luntur.

"Pada zaman itu, yang membuat saya tertarik adalah seni populer. Di Bali ada semacam persembahan, pahatan dari nasi dan gula. Saya juga tertarik dengan papan iklan yang ada di bagian belakang becak," kenangnya.

"Seni populer dikerjakan oleh orang yang bukan seniman, tapi mereka memiliki bakat. Mereka tidak mendapat pengakuan sebagai seniman, tapi mereka berbakat," ujarnya.

Huguier menceritakan bahwa pada tahun 1977 dia sampai ke Bali dan melihat karya-karya unik di bagian belakang becak. Di sana ada gambar iklan sabun, rokok, bahkan restoran. Tidak seperti sekarang, iklan pada zaman itu merupakan hasil lukisan yang unik. Tidak hanya berhenti di Bali, Huguier pun pergi ke Pulau Sumatra. Itulah momen Huguier melihat dan jatuh cinta pada rumah-rumah adat.

Ketertarikan pada rumah daerah

Ketertarikan Huguier pada interior rumah dan nuansa yang ada di dalamnya bermula dari pekerjaan di majalah desain interior, Marie Claire Maison.

"Di Malaysia, saya memotret tirai-tirai toko dari bambu yang dicat iklan-iklan China. Biasanya itu untuk mempromosikan obat. Grafiknya sangat indah, sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.

Sementara itu, dalam mengabadikan berbagai hal yang berhubungan dengan tempat tinggal seseorang, Huguier harus melucuti egonya. Setiap pemilik rumah tentu memiliki ketertarikan dan kecenderungan tersendiri dalam mendekor, mengatur, dan cara hidupnya. Hal ini begitu tampak dalam karya-karya Huguier pada periode 2000-an hingga saat ini.

Menurutnya, selama 20 tahun belakangan ini Asia, khususnya Asia Tenggara, berkembang pesat. Cara hidup kebarat-baratan yang dipadu dengan budaya setempat membuat setiap hunian di Asia Tenggara tampil menarik. Terutama, lanjut dia, penduduk kelas menengah yang mampu membeli barang sesuai keinginan mereka.

"Tahun 2007 saya ke Kamboja. Saya mulai tertarik dengan kelas menengah di Asia. Dulu, memang saya pernah ke Asia Tenggra. Saya tahu (Asia Tenggara) sedang berkembang. Kalau ada pembangunan, pasti ada perkembangan penting kelas menengah. Saya mendatangi Singapura, Bangkok, dan Kuala Lumpur. Vietnam, Laos, Myanmar tidak saya pilih karena kelas menengahnya sangat kecil," ujar Huguier.

"Kalau dari segi geografis, saya ingin memusatkan pikiran pada ujung Asia," imbuhnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau