"Mengingat skala investasi yang dibutuhkan dalam membangun infrastruktur suatu negara, sangat penting untuk meningkatkan kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, usaha milik negara dan sektor swasta," kata Presiden Direktur dari PT.Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Emma Sri Martini, dalam siaran pers Indonesia Investment Forum 2013 di Jakarta, Senin (4/11/2013).
Sri menilai, Indonesia Investment Forum yang akan digelar di Hong Kong pada 7 November 2013 nanti sangat penting karena membahas berbagai peluang investasi usaha di Indonesia. Ia juga mengakui, dialog umum antara pemerintah Indonesia, perusahaan independen di Indonesia sebagai target investasi dan investor global di forum ini dapat diandalkan.
"Tentu untuk menciptakan pengertian terkait peluang bisnis di Indonesia, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah para investor untuk berinvestasi di Indonesia," ujarnya.
Sri mengatakan, sebagai perusahaan keuangan infrastruktur milik pemerintah melalui Kementrian Keuangan RI, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI menawarkan posisi unik dalam mempromosikan penyediaan dana infrastruktur nasional melalui kerjasama dengan lembaga keuangan swasta dan multilateral. Sejak berdiri 2009 silam, SMI hanya butuh 4 tahun untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur listrik di Indonesia, irigasi dan waterway (angkutan sungai), cadangan air, transportasi serta sektor jalan tol.
Tahun ini tercatat total pembiayaan SMI tumbuh sebesar 40,12% di 2013 (pada 6 Oktober 2013), mencapai Rp 3,112 miliar dari Rp 2,221 miliar pada Desember 2012 lalu. Total proyek yang telah dibiayai senilai Rp 27 trilliun dan menciptakan efek ganda sebanyak 10,9 kali.
Sementara itu, menurut Christovita Wiloto, Founder & Chairman Indonesia Investment Forum menjelaskan, saat ini Indonesia merancang target Rp 390 trilliun untuk investasi di akhir 2013 dan Rp 506 trilliun di 2014 mendatang. Dengan GDP diperkirakan akan bisa mencapai 1 triliun Dolar AS tahun ini, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
"Kendati dipengaruhi oleh krisis keuangan global, dibandingkan negara tetangga, perekonomian Indonesia tumbuh 6,3 persen pada semester pertama tahun ini dan ini menjadikan Indonesia sebagai pertumbuhan ekonomi G20 tercepat setelah Cina," ujar Christovita.
Ia mengatakan, perekonomian Indonesia berkembang 6,5 persen pada 2011 dan diperkirakan akan berkembang lagi 6,3 persen tahun ini.
"Ekspansi perekonomian di masa mendatang kita harapkan dapat lebih menumbuhkan inklusif nominal GDP per kapita yang diharapkan dapat naik 4 kali lipat di 2020 nanti," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.