Lembaga ini memprediksi harga hunian Hongkong bakal anjlok sebesar 30 persen pada akhir 2015 nanti, seiring melorotnya pertumbuhan pendapatan rumah tangga. Sementara di sisi lain, pasok hunian justru meningkat.
Apa yang akan terjadi pada dua tahun mendatang, lanjut Barclays, merupakan kejatuhan nyata sejak 1998 lalu. Ini tak bisa diabaikan, saat harga hunian menurun selama periode enam tahun.
Analisa Barclays diperkuat beberapa broker, termasuk di antaranya UBS AG, Bank of America Corp dan Jefferies Group LLC. Mereka memperkirakan bulan ini harga rumah di kota itu akan jatuh setidaknya 20 persen hingga tahun depan.
Harga properti Hongkong telah mengalami lonjakan hingga dua kali lipat sejak awal 2009, rendahnya suku bunga KPR, kurangnya pasokan serta arus pembeli dari China daratan, mendorong pemerintah kota mengambil langkah-langkah pendinginan.Seperti diketahui otoritas setempat telah menerapkan pajak ekstra atas transaksi properti dan memperketat persyaratan pinjaman kredit sejak 2010 untuk memadamkan kehawatiran "ledakan" properti.