Secara umum, dalam sembilan bulan sejak awal tahun ini, pasokan yang tersedia meningkat menjadi 91.700 hektar atau melejit 28 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Menurut Kementerian Sumber Daya Lahan setempat, jumlah pasok lahan baru yang masuk pasar pada kuartal III tahun ini lebih tinggi secara rerata dalam lima tahun terakhir. Namun sayangnya, penjualan tanah yang terus terjadi akhir-akhir ini, terutama di sejumlah kota besar, justru bertolak belakang dengan upaya Pemerintah China.
Penjualan lahan perumahan di daerah bahkan meningkat 26 persen selama delapan bulan pertama dibandingkan tahun lalu. Aktivitas penjualan ini memicu kenaikan harga rerata per meter persegi sebesar 43 persen dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun melejit 80 persen menjadi 133 miliar dollar AS (Rp 1.491 triliun).