Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah "Bubble" Meluas, China Perluas Lahan Perumahan

Kompas.com - 21/10/2013, 16:15 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Guna mendukung stabilitas pasar perumahan, China akan meningkatkan jumlah lahan yang tersedia untuk pembangunan properti residensial pada kuartal keempat 2013. Lahan tambahan terdapat di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen.

Di Beijing, pasokan lahan meningkat 52 persen selama sembilan bulan pertama tahun 2013 dibandingkan tahun lalu.

China berharap lahan yang tersedia untuk pengembangan properti akan terus meningkat pada kuartal keempat.  Akan ada sejumlah lahan berubah menjadi pasokan baru pada semester pertama tahun depan, yang akan dapat secara efektif menstabilkan ekspektasi pasar saat ini.

Secara umum, dalam sembilan bulan sejak awal tahun ini, pasokan yang tersedia meningkat menjadi 91.700 hektar atau melejit 28 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Menurut Kementerian Sumber Daya Lahan setempat, jumlah pasok lahan baru yang masuk pasar pada kuartal III tahun ini lebih tinggi secara rerata dalam lima tahun terakhir. Namun sayangnya, penjualan tanah yang terus terjadi akhir-akhir ini, terutama di sejumlah kota besar, justru bertolak belakang dengan upaya Pemerintah China.

Penjualan lahan perumahan di daerah bahkan meningkat 26 persen selama delapan bulan pertama dibandingkan tahun lalu. Aktivitas penjualan ini memicu kenaikan harga rerata per meter persegi sebesar 43 persen dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun melejit 80 persen menjadi 133 miliar dollar AS (Rp 1.491 triliun).

Terus meningkatnya aktivitas penjualan dan harga lahan tersebut, diakui otoritas setempat,  menentang kampanye pemerintah untuk mendinginkan pasar properti.

"Jika momentum di pasar tanah tidak dapat didinginkan dengan cepat, bisa jadi merupakan  sinyal yang cukup berbahaya. Haruskah terus memanas? Kami khawatir mungkin ada pengetatan kebijakan lebih lanjut, dan akan ada konsekuensi untuk seluruh pasar yang tidak terduga pada saat ini," kata Bei Fu, analis kredit properti Standard & Poor Hongkong.

Selain lonjakan harga lahan, harga rumah baru pun ikut meroket. Pada bulan Agustus lalu, harga rumah baru tumbuh pada tingkat tercepat, setidaknya 2,5 tahun. Hal ini menambah kekhawatiran gelembung yang meluas di pasar perumahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau